DESKJABAR - Warga yang bermukim di Pulau Enggano yang merupakan pulau terdepan di Provinsi Bengkulu itu masih beraktivitas normal pascagempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5, Rabu, 10 Februari 2021 malam.
Tokoh masyarakat Pulau Enggano Raffli M Kaitora mengungkapkan bahwa warga memang merasakan getaran gempa, tetapi tidak terlalu kencang. "Warga juga tidak sampai keluar rumah,” kata Raffli Kaitora seperti disampaikan Antara, Rabu malam.
Ia menjelaskan, warga yang bermukim di enam desa di pulau berjarak sekitar 106 mil dari Kota Bengkulu itu merasakan dua kali getaran gempa, yakni pada pukul 17.00 WIB dan pukul 20.00 WIB. Namun, getaran kedua gempa tersebut tidak dirasakan terlalu kuat oleh warga.
Baca Juga: BREAKING NEWS, BMKG Rilis Gempa 6,2 Skala Richter Kamis Malam di Enggano, Bengkulu
“Kami berharap jangan sampai seperti gempa tahun 2000 dan 2007 yang getarannya sangat kuat dan menimbulkan kerusakan,” kata mantan Kepala Suku Kaitora ini.
Kepala Desa Apoho, Kecamatan Enggano, Redi Kaitora juga menyampaikan pesan senada. Ia mengatakan getaran gempa tidak dirasakan terlalu kuat oleh warga yang hingga saat ini masih beraktivitas seperti biasa.
“Situasi saat ini normal dan tidak ada kerusakan,” kata Redi yang merupakan Ketua Forum Kades Kecamatan Enggano ini.
Seperti diberitakan Desk Jabar sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu pada Rabu mengumumkan dua kejadian gempa bumi di wilayah Provinsi Bengkulu. Gempa bumi pertama pukul 17:15 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,2 dan gempa bumi kedua berkekuatan magnitudo 6,5 pukul 19:52 WIB.
Baca Juga: Kotak Hitam CVR Belum Ketemu, KNKT Tak Bisa Simpulkan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182