"Kasus pembunuhan ini sebenarnya, pengembangannya itu seharusnya mengerucut untuk menuju kepada pelakunya, jangan di-bleber-kan ke mana-mana. Core utamanya mengetahui siapakah pelakunya, otaknya, orang yang membantunya, orang yang mengetahuinya," kata Anjas.
Ia juga menganggap perdebatan sketsa lebih banyak negatifnya yang justru akan mengaburkan permasalahan kasus Subang.
Baca Juga: SKETSA TERDUGA PEMBUNUH SUBANG, Picu Debat Panas Rohman Hidayat dengan Achmad Taufan
"Kalau bicara masalah karakteristik, orang Indonesia memiliki struktur yang agak sedikit mirip karena berasal dari ras yang sama. Mungkin berbeda kalau sketsa pelakunya orang Amerika," ujar Anjas.
Anjas tetap percaya dan menaruh harapan besar pada tim penyidik Polda Jabar dalam pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Peran korban dan saksi di yayasan
Seperti diberitakan, jasad Tuti Suhartini dan Amel ditemukan sudah tidak bernyawa di bagasi mobil alphard yang diparkir di rumah mereka di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang pada 18 Agustus 2021.
Beberapa saksi yang merupakan saksi keluarga antara lain:
- Yosep yang merupakan suami Tuti Suhartini sekaligus ayah dari Amel. Ia adalah pendiri Yayasan Bina Prestasi Nasional.
- Yoris Raja Amanullah yang merupakan anak kandung Yosep, sekaligus kakak Amel. Ia menjabat Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.
- M Ramdanu alias Danu adalah staf pegawai di Yayasan Bina Prestasi Nasional.
- Mulyana yang merupakan adik kandung Yosep tidak terlibat kepengurusan di Yayasan Bina Prestasi Nasional. Ia adalah Ketua Komite SMAN 1 Jalancagak yang lokasi sekolahnya tepat di depan rumah TKP.
- Mimin, istri muda Yosep, pernah menjadi bendahara di sekolah yang berada di bawah naungan yayasan tersebut, tapi tidak punya jabatan apa pun di yayasan. Ia menjabat bendahara sekolah sejak 2009 dan mengundurkan diri pada 2011.
Korban, yaitu Tuti Suhartini menjabat sebagai bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional. Sedangkan Amel merupakan sekretaris Yayasan Bina Prestasi Nasional.