Eka Santosa Inisiasi Pembentukan Kaukus Ketokohan Jabar untuk Pemimpin Daerah Terbaik Jelang Pilkada Serentak

- 15 Mei 2024, 18:24 WIB
Eka Santosa Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan Ketua DPRD Jawa Barat pada periode 1999-2004 (kanan) dan Nu'man Abdul Hakim, Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2003-2008 saat mengutarakan wacana pembentukan Kaukus Ketokahan Jawa Barat, jelang Pilkada serentak 2024 ini./Rio Kuswandi
Eka Santosa Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan Ketua DPRD Jawa Barat pada periode 1999-2004 (kanan) dan Nu'man Abdul Hakim, Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2003-2008 saat mengutarakan wacana pembentukan Kaukus Ketokahan Jawa Barat, jelang Pilkada serentak 2024 ini./Rio Kuswandi /
 
 
 
DESKJABAR - Eka Santosa, Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan Ketua DPRD Jawa Barat pada periode 1999-2004 menginisiasi pembentukan Kaukus Ketokahan Jawa Barat.
 
Hal ini kaitannya juga dengan pelaksanaan Pilkada serentak yang sebentar lagi akan digelar, baik untuk pemilihan bupati, wali kota maupun gubernur.
 
"Saya kira ini jadi pemahaman bangsa dan sebentar lagi kita akan menghadapi Pilkada serentak dan kita ketahui Pj (Penjabat) yang serentak juga, yang selama ini belum pernah di alami, entah apa yang menjadi desain (pemilihan pimpinan, termasuk Pj) disana, tetapi tentu harus menjadi sebuah pengsikapan dari para tokoh dan tentu mereka yang punya pengalaman dan yang terpenting masih punya 'kadeudeuh' untuk kemajuan Jawa Barat. Dan kita akan bentuk kaukus ketokohan Jawa Barat," kata Eka Santosa di Bandung, Rabu, 15 Mei 2024.
 
 
Maka dari itu, kata Eka, dalam waktu dekat akan mengundang para tokoh Jawa Barat mulai dari kalangan pemerintahan, birokrasi, profesional, kalangan militer, budayawan, seniman dan semua pihak yang peduli Jawa Barat untuk duduk bersama membahas soal calon pemimpin Jawa Barat dan bagaimana juga terkait nasib Jawa Barat di masa mendatang.
 
"Nanti kita akan berdiskusi dengan para tokoh tersebut dalam bahasan beberapa materi yang menjadi menarik buat kita. Intinya kita terhempas dari dimensi kepartaian. Saya kira (yang akan jadi bahasan ini) bukan hanya gubernur yang kita cari lebih lebih baik, tapi juga termasuk bupati dan wali kota," beber Eka.
 

Kriteria Gubernur Jawa Barat Mendatang

 
Eka menambahkan, Jawa Barat membutuhkan pemimpin yang berkualitas, berintegritas dan sesuai dengan hati nurani masyarakat Jawa Barat.
 
Pemimpin yang baik, kata dia, mampu menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik, mewujudkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pemberdayaan desa, termasuk pengolahan pertanian.
 
"Ketika tiga itu terwujud, yaitu, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pengolahan pertanian yang baik juga pemberdayaan desa, maka ketika desa kuat, negara juga kuat. Masyarakat pun aman, nyaman dan sejahtera," jelas Eka seraya menambahkan itulah mengapa pentingnya memilih pemimpin yang baik untuk kemajuan Jawa Barat ini, termasuk mengawal proses dan mekanisme pemilihannya.
 
Adapun sejumlah tokoh (Jawa Barat) yang akan diundang itu, seperti disebut Eka, antara lain ; 
 
"Ada Kang Aher (Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018), Kang Acil, Kang Yayat tokoh militer, Pak Burhanuddin mantan gubernur Bank Indonesia dan juga tokoh lainnya," ucap Eka.
 
Eka Diskusi dengan Nu'man soal Pembentukan Ketokohan Jawa Barat
 
Eka membicarakan perihal ini kepada Nu'man Abdul Hakim salahsatu tokoh Jawa Barat yang juga sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2003-2008.
 
"Pak Nu'man setuju," kata Eka.
 
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat ke-10 itu mengapresiasi Eka Santosa dalam wacananya membentuk kaukus ketokohan Jawa Barat.
 
"Ide dari Pak Eka bagus sekali untuk mengumpulkan para tokoh Jawa Barat," kata pria yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Lanjut Usia (LLI) Jawa Barat ini.
 
 
Kata Nu'man soal Pemimpin Jawa Barat sebelumnya dan Mekanisme Pemilihannya
 
Nu'man menilai, perlu para tokoh Jawa Barat ini berkumpul mengingat kekhawatiran tentang penyelenggaraan pemilihan umum itu sendiri yang rentan menghasilkan pemimpin yang tidak semestinya.
 
 
"Terkait UU Pilkada, saya rasa Pak Eka sudah pernah duluan (terjun), jadi memang ada kekhawatiran tokoh-tokoh lewat pemilu langsung itu dan itu menjadi musibah besar, karena rakyat tidak memahami. Jadi ada yang diuntungkan, saya mendorong lahirnya tokoh di Jawa Barat agar rakyat tidak salah pilih. Dan sekarang contohnya 2/3 dari kepala daerah yang terpilih tidak ada yang terbaik," kata Nu'man.
 
Numan menilai, pemimpin yang terpilih sebelumya bisa dikatakan belum bisa mewujudkan program prioritas pembangunan daerah di Jawa Barat, yaitu, menciptakan kemajuan ekonomi rakyat, kemudian di bidang pertanian soal ketahanan pangan dan juga soal pembangunan desa.
 
"Untuk kemajuan ekonomi rakyat itu dengan koperasi seperti yang dicetuskan Bung Hatta dan Bung Karno, tapi mengapa sekarang koperasi menjadi musibah?. Kemudian, soal pertanian, ketahan pangan kita begitu menyakitkan, lahan kita besar tapi mengapa masih impor? Baik karet maupun padi, terakhir saya jelang pemilu kita masih impor, 450 triliun, angka yang fantastik untuk membeli pangan, kemudian soal desa juga ya. Dan ini menarik jadi bahasan penting para tokoh Jawa Barat yang akan berkumpul nanti," pungkasnya.***
 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah