Kejar target Produksi Padi 11 Juta Ton Tahun 2024, Jawa Barat Optimalkan Pola Tanam Pertanian

15 Desember 2023, 11:13 WIB
Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) DTPH Jawa Barat, Moch. Ramdhani, bersama sejumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 14 Desember 2023. /dok Bapeltan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Sistem manajemen pola tanam padi dioptimalkan bagi pertanian di Jawa Barat, sebagai upaya mengejar target produksi padi 11 juta ton pada tahun 2024. Manajemen pola tanam yang baik, merupakan salah satu cara mengoptimalkan potensi produksi dan mengurangi resiko kegagalan.

 

Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu target nasional untuk meningkatkan produksi padi pada tahun 2024. Tetapi ada kondisi umum, yaitu pada sebagian tempat masih menghadapi resiko gangguan banjir, kondisi tanah, ancaman serangan hama dan penyakit, dsb.

Peluang Jawa Barat memperoleh peningkatan hasil produksi padi dan palawija pada tahun 2024 masih terbuka. Musim tanam padi akhir 2023, diketahui secara umum terundur menjadi baru dapat dilakukan pada Januari 2024. Jawa Barat menargetkan perolehan

 Baca Juga: Beras Organik Asal Jawa Barat, Inilah 6 Kelompok Tani yang Sudah Peroleh Sertifikat Pertanian Organik

Peluang dan terobosan

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat mengatakan, Jawa Barat untuk mencapai target dengan mengoptimalkan segala potensi lahan dan produktivitas untuk peningkatan produksi padi. Walau ada tantangan alihfungsi lahan dan dampak perubahan iklim, namun banyak terobosan dilakukan.

Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) DTPH, Moch. Ramdhani, pada Kamis, 14 Desember 2023 melihat-lihat sejumlah kawasan yang bisa digunakan usaha pertanian di sekitaran Kabupaten Bandung Barat berkaitan persiapan musim tanam akhir 2023-awal 2024.

Dari pengamatannya, ada sejumlah lokasi bisa menambah produksi padi dan palawija di Jawa Barat. Walau lokasi-lokasi itu ada sebagian bukan termasuk perhitungan utama, tetapi jika dilakukan manajemen pola tanam yang baik, bisa jadi  peluang tambahan produksi, misalnya di pinggiran Waduk Saguling.

 

 

Moch. Ramdhani pun berbincang-bincang dan berdiskusi dengan sejumlah personel penyuluh pertanian di Kabupaten Bandung Barat. Diketahui kondisi bahwa pola tanam para petani pada sebagian tempat belakangan ini sering kurang terencana, sehingga cukup banyak mengalami kegagalan panen.

Moch, Ramdhani mengatakan, penguatan dan pelatihan manajemen pola tanam penting digencarkan kembali di Jawa Barat sejak Januari 2024. “Jika para petani melakukan perencanaan pola tanam yang baik, diharapkan resiko kegagalan usaha menjadi berkurang,” ujar Moch. Ramdhani.

Menurut Moch. Ramadhani, pada sebagian kalangan petani di Jawa Barat, manajemen pola tani terindikasi menurun pada beberapa tahun terakhir. Ini juga terjadi pada kawasan-kawasan pertanian yang beresiko banjir dan kekeringan, untuk mengurangi resiko kegagalan usaha.

Baca Juga: Kejar Target Produksi Padi 2024, Penyuluhan Pertanian Secara Tatap Muka Masih Efektif di Jawa Barat

Himbauan Menteri Pertanian

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberi perhatian kepada Kabupaten Bandung, agar mempercepat waktu tanam melalui sistem culik. Ada pun sistem tanam culik merupakan upaya mengoptimalkan pemanfaatan hujan melalui manajeman waktu mempercepat waktu tanam.

Karena mulai banyaknya daerah diguyur hujan, dinilai  memungkinkan para petani untuk segera memasuki musim tanam utama. Mentan Amran mengaku strategi ini bisa jadi langkah jitu peningkatan produksi ditengah El Nino.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan Provinsi Jawa Barat untuk mampu menghasilkan 11 juta ton gabah pada tahun 2024. Dirinya berkomitmen akan mendukung upaya peningkatan produksi petani di lapangan, misalnya .perbaikan irigasi, benih dan pupuk bersubsidi, hingga alat mesin pertanian. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler