Menjelang Kemarau 2023, Bisa Banyak Culik di Pertanian Padi Jawa Barat

28 Februari 2023, 14:20 WIB
Petani pertanian padi mempersiapkan tebar benih untuk sistem culik. Menjelang kemarau 2023 di Jawa Barat, sebagian petani menggunakan sistem culik. /YouTube Barokah Makmur Channel

DESKJABAR – Menjelang kemarau 2023, diperkirakan akan banyak culik pada usaha pertanian padi di Jawa Barat. Loh kok banyak culik ? siapa yang diculik ?

Tenang saja, yang diculik bukan orang, tapi menculik air yang merupakan salah satu teknis pertanian padi di Indonesia yang cocok ketika mepet menjelang kemarau.

Di Jawa Barat ada kemungkinan, sistem culik juga banyak dilakukan petani padi sebagai cara mengejar ketersediaan air menjelang kemarau dalam waktu mepet.

Baca Juga: Maret 2023, Jawa Barat Masih Ada Puncak Musim Hujan, dan Panen Raya Pertanian Padi

Gambaran sistem culik pada pertanian padi 

Sebagian wilayah di Indonesia bersiap menjelang musim pancaroba lalu kemarau 2023, yang diprediksi akan terjadi April dan Mei. Tetapi, pada bulan-bulan tersebut, ada kemungkinan sejumlah tanaman padi dicoba ditanam walau resikonya kekurangan air bagi yang tidak terjamin irigasi.

Nah, di Jawa Barat, pada akhir Februari 2023, curah hujan kembali tinggi, dimana sebagian tempat mengalami kebanjiran. Tampaknya, ada juga sawah-sawah yang langganan kebanjiran. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dr Ir Dadan Hidayat MSi, kepada DeskJabar, di Bandung, Selasa, 28 Februari 2023, menyebutkan, penggunaan sistem culik biasanya digunakan pada lokasi sawah yang selalu kebanjiran.

“Sistem culik pada pertanian padi, dilakukan untuk penanaman kembali dalam kondisi waktu yang terbatas. Ini membuat berkembang banyak penyedia benih siap tanam,” ujarnya.

Baca Juga: Jelang Kemarau 2023, Waspada Flu Burung, Kemenkes Ingatkan Kesehatan Peternakan Unggas

Khusus di Jawa Barat soal sistem culik pada pertanian padi menjelang kemarau 2023, menurut Dadan Hidayat, bisa saja dilakukan.

“Jadi, menjelang panen, para petani sudah menyemai benih di luar pesawahannya. Pasca panen, langsung diolah lahannya, beres diolah langsung ditandurkan bibitnya, ini solusi mengejar ketersediaan air,” terang Dadan Hidayat.

Informasi dari Kementerian Pertanian menyebutkan, sistem culik merupakan salah satu teknologi sederhana adaptasi kekeringan untuk tanaman padi ketika musim kemarau.

 Baca Juga: Musim Kemarau 2023, Kementan : Pertanian Jawa Barat Tidak Perlu Khawatir

Menambah indeks pertanaman

Sementara itu di Ciamis, pada tahun 2021 dikabarkan berhasil dilakukan optimalisasi peningkatan indeks pertanaman (OPIP). Adalah Kelompok Tani Bungunsari, Desa Lumbungsari, Kecamatan Lumbung, Ciamis, berhasil panen padi sampai empat kali setahun.

Ketua Poktan Bungunsari, Utang Nurjaman, menyebutkan, varietas padi yang ditanam adalah Cakra Vuana dengan tanam dan panen empat kali setahun. Informasi ini dilansir Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis melalui laman dpkp.ciamiskab.go.id pada 21 Juni 2021.

Gambaran diperoleh dari Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menyebutkan, penerapan pola tanam padi IP 4000 merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi, sehingga ketersediaan beras di dalam negeri dapat dipenuhi.

Idealnya, IP400 dikembangkan pada sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang tahun, bukan endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam.

Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi, dan penggunaan benih umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, dan tray). ***

 

 

   

   

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler