Network
"Suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. Ini yang disebut rantai dingin (cold chain)," ujar Dirga Sakti Rambe.
Di laman Envirotainer, Chief Sales Officer di Envirotainer, Eddy Cojulun menjelaskan, karena pengiriman vaksin Covid-19 yang akan datang dan perkiraan lonjakan permintaan, Envirotainer akan menambah produksi kontainer untuk menjamin pengiriman vaksin penyelamat jiwa ini untuk distribusi global.
Envirotainer telah berinvestasi dalam membangun armada kontainer ULD aktif terbesar sejauh ini dan jaringan stasiun global untuk mendukung permintaan konsumen.
Baca Juga: Real Sociedad Tak Mampu Kembali Meraih Puncak Klasemen Liga Spanyol Dari Atletico Madrid
Hal itu, menurut Eddy Cojulun, menempatkan Envirotainer pada posisi utama untuk menangani distribusi vaksin Covid-19 dan menangani pengiriman produk farmasi lain yang sensitif terhadap suhu dan yang membutuhkan lingkungan terkontrol 2-8 derajat Celsius bahkan -20 derajat Celsius.
"Ini adalah bagian dari strategi Envirotainer untuk untuk memenuhi permintaan dari berbagai penjuru dunia akan solusi kontainer yang aman dengan suhu terkontrol di saat pandemi Covid-19," kata Eddy Cojulun.
Sejauh ini, Envirotainer mendirikan total 41 stasiun RAP e2 di seluruh dunia. Salah satu stasiun dibuka di Beijing, China, pada 1 September 2020.
"Kami berharap stasiun di Beijing ini dapat mendukung pengiriman vaksin Covid-19 dengan cepat dan aman ke berbagai negara yang membutuhkannya," ujar Eddy Cojulun.
Baca Juga: SIM Keliling Bandung 7-12 Desember 2020, Berikut Ini Lokasi dan Persyaratan Perpanjangan
Kontainer tipe RAP e2 inilah yang kemudian dipakai untuk pengiriman vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari Beijing ke Jakarta. Kontainer ini mampu menjaga suhu vaksin Covid-19 tetap di kisaran 2-8 derajat Celsius.
