Panen Padi di Jawa Barat 2024 Jadi Perhatian Serius Serangan Hama Wereng dan Tikus

- 10 Juni 2024, 11:05 WIB
Serangan hama pada tanaman padi di Anjatan, Indramayu, Mei 2024.
Serangan hama pada tanaman padi di Anjatan, Indramayu, Mei 2024. /dok Balai Besar Peramalan Organisasi Penganggu Tumbuhan Kementan

DESKJABAR – Sebanyak empat kabupaten di Jawa Barat menjadi perhatian serius terjadinya serangan hama wereng dan tikus pada pertengahan tahun 2024. Pola pengendalian hama secara terpadu digencarkan pada keempat kabupaten dimaksud untuk menyelamatkan panen pertanian padi.

Diketahui, hama wereng batang coklat dan tikus, menjadi hama yang paling besar mengancam tanaman padi menjelang panen. Pada sisi lain, pemerintah pusat sedang menggenjot agar Jawa Barat dapat memperoleh panen padi dalam jumlah besar untuk cadangan pangan nasional 2024.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sudah menginstruksikan pengendalian hama wereng batang coklat (WBC) dan tikus, yang kini sedang banyak terjadi di lapangan. Diduga, kondisi ini terjadi sebagai pengaruh dampak perubahan iklim, sehingga memicu ledakan hama dan penyakit tanaman, termasuk padi.

Baca Juga: Usai Harga Beras Mahal, Panen Pertanian Padi Jawa Barat Dibayangi Hama Tikus 2024

Pengendalian terpadu

Pihak Kementerian Pertanian sudah melakukan sosialisasi kepada kalangan petani di utara Jawa Barat, agar lebih mengetahui teknik pengendalian hama wereng dan tikus. Apalagi, panen padi berlangsung sejak Mei sampai Juni 2024, dimana perolehan masih ada pada Juli.

Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Kementerian Pertanian, Yulis Triyanto, mengidentifikasi ada empat kabupaten di utara Jawa Barat rentan serangan hama wereng dan tikus pada pertengahan tahun 2024 ini. Kabupaten itu adalah Bekasi, Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Pihak BBPOPT mengingatkan, agar para petani dalam pengendalian hama wereng batang cokelat dan bijak dalam penggunaan pestisida. Ia menilai, masih banyak petani di Jawa Barat belum berperan aktif dalam pengendalian hama, dimana dilakukan masih secara individu.

Selain itu, masih ada sebagian petani belum tepat penggunaan bahan pengendali, serta masih menganggap semua serangga pada lahan pertanian sebagai hama. “Upaya pengendalian hama penting dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, agar resiko munculnya terus dapat ditekan,” ujar Atep Budiman.

Baca Juga: Di Majalengka, Burung Emprit Dikonsumsi, Wisata Alam dan Pengendalian Hama Pertanian Padi

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah