Network
DESKJABAR - Pemerintah akhirnya memangkas jumlah hari cuti bersama, yang asalnya 6 hari menjadi 3 hari. Keputusan ini sangat efektif untuk mengurangi potensi lonjakan kasus Covid-19.
"Bagus dan efektif untuk mengurangi jumlah kasus, tidak akan setinggi yang kalau tidak dikurangi," kata Pakar kesehatan masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany melalui sambungan telepon dengan ANTARA, di Jakarta, Jumat, 4 Desember 2020.
Ia mengatakan, cuti bersama akan memberikan peluang bagi orang-orang untuk bepergian, berekreasi dan berkumpul. Oleh karena itu, cuti bersama di tengah pandemi sudah seharusnya ditiadakan karena dapat meningkatkan potensi penularan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, yang bisa menyebar dengan sangat cepat.
Baca Juga: Pulih dari Covid-19, Luis Suarez Berlatih Kembali dengan Atletico Madrid
Secara ekonomi, katanya, cuti bersama yang bisa mendorong masyarakat untuk bepergian dan berekreasi memang baik, tetapi potensi kerumunan yang dapat ditimbulkan bisa berdampak terhadap kesehatan hingga membahayakan nyawa.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada semua pihak, termasuk masyarakat, untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau golongan saja dan mengesampingkan protokol kesehatan, karena kesehatan tidak bisa dikompromikan, seperti yang selalu ditegaskan oleh Presiden.
Baca Juga: Duh! Jalan Dipatiukur Bandung Ditutup Sampai 14 Hari Kedepan
"Oleh karena itu, harus dijaga. Jangan cuma untuk kepentingan ekonomi. Kesehatan harus yang utama," kata dia, seperti dikutip DeskJabar dari Antara.
Keputusan pemerintah untuk memangkas cuti bersama, menurutnya, sudah benar dan harus dipatuhi oleh seluruh kalangan masyarakat dengan tidak membuat peluang sekecil apapun untuk menimbulkan potensi penularan kasus Covid-19.
Baca Juga: Lionel Messi Diyakini akan Berlabuh di Paris Saint-Germain
