Dian menyebutkan pada awalnya, orang tua santriwati yang menjadi korban aksi bejat Guru ngaji hamili belasan santriwati di Bandung tidak mau mengasuh anak para korban.
Namun pada akhirnya semua orang tua mau merawat dan mengurus anak-anak yang dilahirkan para santriwati korban dari aksi bejat guru ngaji hamili belasan santriwati di Bandung.
Pada awalnya para orang tua santriwati yang menjadi korban guru ngaji di Bandung tidak mengetahui kondisi yang dialami anak-anaknya.
Pihak P2TP2A Garut kemudian berinisiatif memanggil para orangtua korban untuk diberitahu masalah yang terjadi pada anak mereka di pesantren.
"Proses penyampaian informasi kepada para orang tua pun tak begitu saja kami lakukan tapi dengan menggunakan tim psikolog," ujar Diah Kamis 9 Desember 2021.
Para orang tua santriwati pun syok dan tidak percaya dengan apa yang di alami anaknya. Tetapi setelah diberi pemahaman dan pendampingan akhirnya menerima. Apa yang dialami anaknya sebuah musibah.
Para santriwati berhasil dijemput pulang dari pondok pesantren Manarul Huda dengan bantuan pihak Polda Jabar. Mereka semuanya dibawa ke rumah aman P2TP2A Garut. Dan para santriwati dipertemukan dengan para orang tua nya.
Diah menjelaskan pihaknya terus melakukan pendamping kepada para korban baik pendamping psikologis dan juga kesehatan. Pihaknya juga memastikan agar para korban bisa kembali masuk sekolah dan juga kuliah. Karena ada yang masuk kuliah.
Bukan hanya kebanyakan korban berasal dari Garut, guru ngaji hamili belasan santriwati di Bandung Herry Wirawan juga orang Garut.