Gejala lainnya adalah infeksi saluran cerna dan ISPA. Namun, ada 20 persen anak yang belum teridentifikasi gejalanya.
Baca Juga: Sadis! Bocah Tewas Ditusuk Orang tak Dikenal Saat Pulang Mengaji, Gerak Gerik Pelaku Terekam CCTV
Pada pemeriksaan USG, jelas Syahril bentuk dan ukuran ginjal normal, tidak ada kelainan. Hanya, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kenaikan keratin.
"Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian gangguan ginjal akut misterius dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19,” tegas Syahril.
Menyikapi kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta orang tua untuk tidak panik.
Sebagai langkah antisipasi, Kemenkes telah mengeluarkan kebijakan untuk sementara melarang penjualan obat sirup secara bebas.
Baca Juga: Nostalgia Piala Dunia 2018 Argentina Diprediksi Juara Grup, Dipermalukan Tim Underdog Kroasia.
Kemenkes juga telah meminta kepada seluruh nakes di faskes agar sementara ini tidak memberikan resep obat dalam bentuk cair atau sirup sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
"Sebagai alternatif dapat gunakan tablet, kapsul, atau lainnya", ujar Syahril.
Menurut Syahril, kebijakan itu diambil Kemenkes mengacu pada kejadian di Gambia, Afrika Barat dimana banyak anak-anak di negara tersebut diserang penyakit gangguan gagal ginjal akut.