UPDATE COVID-19, Vaksin Sinovac Tak Cukup Untuk Melawan Varian Omicron, Ini Hasil Studi Peneliti

- 1 Januari 2022, 21:07 WIB
Dua dosis vaksin Sinovac ternyata tak cukup untuk perlindungan dari Covid-19 varian Omicron.
Dua dosis vaksin Sinovac ternyata tak cukup untuk perlindungan dari Covid-19 varian Omicron. /Reuters/Willy Kurniawan/

DESKJABAR - Menurut sebuah studi oleh para peneliti, dua dosis vaksin Sinovac untuk Covid-19 ditambah suntikan booster Pfizer belum cukup  menambah imun untuk melawan varian Omicron.

Hasil studi peneliti menyatakan bahwa tingkat antibodi yang dihasilkan dari dua dosis vaksin Sinovac untuk melawan varian Omicron lebih rendah 6,3 kali lipat.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Yale tersebut memang belum ditinjau oleh Kementerian Kesehatan Republik Dominika dan lembaga lainnya.

Baca Juga: FAKTA TERBARU Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Kuasa Hukum Danu Siapkan Blueprint Kasus

Namun, salah satu penulis studi tersebut yang bernama Akiko Iwasaki, mengatakan di Twitter bahwa penerima vaksin Covid-19 mungkin memerlukan dua dosis booster tambahan, untuk mencapai tingkat perlindungan yang dibutuhkan dalam mencegah varian Omicron.

Dilansir dari Reuters.com, vaksin Sinovac dua dosis saja tidak menunjukkan netralisasi terhadap Omicron.

Hal ini diketahui berdasarkan penelitian yang menganalisis sampel plasma dari 101 peserta di Republik Dominika.

Baca Juga: Skor Sementara Indonesia vs Thailand, Timnas Kalah 1-2 Pada Awal Babak Kedua

Sementara itu, sebuah studi dari Hong Kong pekan lalu bahkan mengatakan bahwa tiga dosis vaksin Sinovac tidak menghasilkan respons antibodi yang cukup untuk terlindung dari varian Omicron.

Menurut penelitian, dua dosis Sinovac  dan suntikan vaksin Pfizer menghasilkan respons antibodi yang mirip dengan vaksin mRNA sebanyak dua dosis.

Maka dari itu, harus ditingkatkan dengan suntikan Pfizer-BioNTech untuk mencapai tingkat perlindungan varian Omicron Covid-19.

Analisis mereka mengungkapkan vaksin Pfizer-BioNTech lebih efektif untuk melindungi dari varian Omicron Covid-19.

Hal itu disebabkan dosis ketiga suntikan diberikan setelah dua dosis vaksin yang sama, atau Sinovac China, memberikan tingkat perlindungan antibodi terhadap Omicron.

Baca Juga: KABAR PERSIB TERBARU, Diboyong ke Bali, Bruno Cantanhede Pasti Lolos Tes Medis dan Sudah Dikontrak Persib

Hong Kong telah menggunakan bidikan Sinovac dan Pfizer-BioNTech.

Tetapi hanya untuk orang yang berusia 12-17 dan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Pfizer BioNTech.

Hong Kong telah memberikan 448.800 dosis untuk kelompok usia ini dan sekitar 65%, atau 290.000 remaja, telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin.

Sementara itu, Norwegia juga mengatakan awal bulan September juga telah mulai menawarkan dosis tunggal vaksin Pfizer BioNTech.

Dengan syarat penerima harus berusia 12-15 tahun dan keputusan tentang dosis kedua akan diambil kemudian.

Sekitar 65% penduduk Hong Kong telah mendapatkan dosis vaksin pertama mereka.

Baca Juga: TERKINI ! Kasus di Subang, Kuasa Hukum Danu : Tunjukan Sketsa Gambar Depan Orang Diduga Pembunuh !

Tetapi pengambilan oleh orang tua tetap rendah karena kekhawatiran tentang efek samping.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Hong Kong telah mencatat sekitar 12.100 kasus COVID-19 dan 213 kematian.

Kasus Omicron di Indonesia

Sementara itu, di Indonesia sendiri, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan bahwa, kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia per Jumat, 31 Desember 2021, kembali bertambah.

Menurut keterangannya, kasus Omicron di Indonesia per Jumat, 31 Desember 2021, bertambah sebanyak 68 orang sehingga total kasus di Indonesia mencapai 136 orang.

Baca Juga: KABAR PERSIB TERKINI, Inilah Profil Irfan Jaya yang Resmi Tinggalkan PSS Sleman, Pernah Diincar Persib Bandung

Berdasarkan keterangan Siti Nadia Tarmidzi, untuk semua kasus baru Covid-19 tersebut terjadi pada pelaku perjalanan luar negeri, yang terbanyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Adanya peningkatan kasus Omicron di Indonesia, Siti Nadia Tarmidzi pun meminta agar masyarkat tak bepergian ke negara dengan transmisi penularan yang sangat tinggi.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” tuturnya seperti dikutip DeskJabar.com dari laman resmi Kemenkes.

Tak hanya itu, dia juga meminta agar semua pihak bekerja sama melindungi orang terdekat dari tertularnya Covid-19 dengan menahan diri tak bepergian ke wilayah dengan transmisi penularan yang sangat tinggi.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Reuters Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah