DESKJABAR - Saat lahir tidak semua anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB) menunjukkan gejala. Untuk itu, pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini KJB.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes mengungkapkan hal itu pada webinar bertema "Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan", yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia, baru-baru ini.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala pada anak adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum.
Baca Juga: Info Covid-19 Kota Bandung, Masyarakat Mulai Disuntik Vaksin Moderna
Selanjutnya, anak dengan KJB harus kontrol rutin sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Pada praktiknya, penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.
Ia menjelaskan, meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan. Itu karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang adekuat.
"Untuk itu, orangtua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB," tutur dr. Rahmat yang saat ini berpraktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Ia menyatakan bahwa tujuan penanganan KJB berorientasi untuk mencapai Medical Goals (meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol faktor risiko, mencegah progresivitas penyakit, dan mengurangi risiko kematian) dan Health Service Goals (mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan, dan perawatan ulang).