Selain itu, tindakan ini memiliki risiko lebih tinggi untuk merusak jaringan yang dibakar. Tindakan ini membutuhkan waktu pemulihan yang cukup singkat.
Jenis lain, bedah eksisi atau menyekop jaringan endometrium sampai ke akarnya. Tindakan bedah ini dilakukan dengan alat bedah seperti laser dengan metode laparoskopi.
Jaringan endometrium yang diangkat dapat diperiksa patologisnya di laboratorium. Namun, tindakan ini membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dan tidak semua dokter dapat melakukannya.
Baca Juga: Inilah Daftar Pemenang Oscar 2021 Selengkapnya
Dari kedua teknik tindakan bedah tersebut, Luky mengatakan, teknik eksisi dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki angka kekambuhan yang lebih rendah.
"Meskipun sudah dilakukan pembedahan, endometriosis masih dapat kambuh kembali. Maka itu, wanita dengan endometriosis harus rutin berkonsultasi ke dokter. Pemberian terapi pengobatan hormonal jangka panjang dapat mengurangi kekambuhan setelah tindakan pembedahan," ujarnya.
Di sisi lain, tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis harus dihindari, karena setiap kali operasi endometriosis (terutama untuk kasus kista) menimbulkan penurunan cadangan ovarium.
Oleh karena itu, menurut Luky, keputusan untuk melakukan operasi pada endometriosis harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat dilakukan operasi.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Puji Pemerintahan Selandia Baru, Izinkan Konser Musik Dihadiri 50 Ribu Orang
Penanganan endometriosis membutuhkan perencanaan jangka panjang, yang mempertimbangkan fungsi reproduksi (rencana hamil). Kasus endometriosis sebenarnya sudah menjadi penyebab gangguan kesuburan. Itu karena ada lebih banyak perlekatan pada ovarium yang dapat mengganggu pelepasan sel telur sehingga sel telur tidak dapat mencapai saluran telur (tuba).