DESKJABAR - Sebagian perempuan merasakan nyeri atau kram selama periode menstruasi, baik itu menjelang haid atau selama haid karena otot-otot rahim berkontraksi.
Akan tetapi, nyeri itu bisa dikatakan tidak normal bila rasa sakitnya bertambah berat sehingga menyebabkan kaum perempuan tidak dapat beraktivitas normal atau nyeri tidak membaik meskipun telah mengonsumsi obat pereda nyeri.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Universitas Indonesia, Moh Luky Satria Syahbana Marwali, nyeri tak normal salah satunya disebabkan endometriosis, yakni jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim juga tumbuh di luar rahim.
Baca Juga: Lebih dari 1,2 Juta Nelayan Dapat Bantuan Asuransi dengan Total Nilai Klaim Rp410 Miliar
Kondisi ini, kata dia melanjutkan, dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut dan dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul.
"Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup," tutur Luky yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre, seperti dilansir Antara, Selasa, 27 April 2021.
Selain rasa nyeri hebat ketika menstruasi, wanita dengan endometriosis kerap merasakan nyeri saat berhubungan badan. Meskipun tidak umum, beberapa perempuan mungkin mengalami nyeri pula saat buang air kecil, buang air besar, diare, mual, muntah, dan perut kembung.
Dokter biasanya menggunakan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis endometriosis. Antara lain: pemeriksaan panggul, ultrasonografi, MRI, dan laparoskopi. Setelah itu, dokter akan menentukan tahapan endometriosis.
Ada empat tahapan endometriosis berdasarkan tingkat keparahannya.