DESKJABAR - Selama ini, kita sering mendengar cara berbuka puasa adalah dengan yang manis-manis. Itu sebabnya, kolak, es sirup, kue, menjadi makanan yang laris diburu menjelang waktu berbuka.
Padahal, menurut ahli gizi dr. H. Kunkun K. Wiramihardja, Dipl. Nutr., MS, SpGK, jika berbuka puasa diawali dengan makanan/minuman manis seperti kolak atau sirup lalu diikuti dengan makan nasi akan timbul rasa ngantuk yang luar biasa saat kita mendengarkan ceramah Tarawih.
"Rasa ngantuk tersebut terjadi karena kadar glukosa darah naik setelah berbuka puasa dengan yang manis," tutur Kunkun pada Diskusi Ilmah Mingguan di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, 5 April 2021.
Baca Juga: Ramadhan 1442 H, Berpuasa untuk Ibadah sekaligus Kesempatan Turunkan Berat Badan
Menurut Kunkun, jika berbuka puasa dengan makanan/minuman manis diikuti makan nasi maka ketika pulang shalat Tarawih kita akan merasa lapar. Rasa lapar tersebut terjadi akibat kadar glukosa darah menurun sehingga menjadi rendah.
Kunkun mengatakan, menurut hadits Annas bin Malik yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Rasullullah Saw membatalkan shaumnya dengan ruthob (kurma basah, kurma yang baru dipanen). Kalau tidak ada ruthob, shaum dibatalkan dengan thamr (kurma kering) dan kalau kedua-duanya tidak ada, Nabi Muhammad Saw membatalkan shaumnya dengan air.
"Jadi, berbuka puasa seyogianya diawali dengan buah. Sebaiknya buah tersebut dikunyah lembut (atau diblender lebih dulu). Selesai makan buah baru kita minum. Setelah membatalkan shaum lalu kita masuk ke kewajiban kedua, yaitu melaksanakan shalat Magrib," kata Kunkun.
Ia menjelaskan, setelah berwudhu, umat Islam bisa menunaikan shalat Maghrib, diikuti dengan wirid, lalu diteruskan dengan shalat ba’da Magrib.
Baca Juga: Setelah Facebook dan LinkedIn, Giliran 1,3 Juta Akun Clubhouse Bocor, Simak Tips Pakar Siber