Malam Satu Suro 2022, Tradisi Unik Yang Ada Di Masyarakat Jawa, Tanggal Berapa?

- 26 Juli 2022, 19:26 WIB
Malam satu Suro , ritual Kirab kebo bule kyai Slamet di Keraton Surakarta.. Tangkapan layar. /njogja.co.id/
Malam satu Suro , ritual Kirab kebo bule kyai Slamet di Keraton Surakarta.. Tangkapan layar. /njogja.co.id/ /

DESKJABAR - Malam satu suro masih dianggap keramat oleh masyarakat Jawa. Tahun baru dua kalender: Saka dan Hijriah.

Sebagian besar masyarakat Jawa masih mempercayai tradisi bahwa malam satu Suro memang malam istimewa. Di berbagai daerah banyak tradisi unik memperingati Tahun Baru Jawa sekaligus Islam ini.

Sementara itu, di lingkungan Keraton Surakarta dan Yogyakarta, beragam ritual dan kirab digelar. Ramai dan semarak.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 38 Ditutup Malam Ini, Segera Klik Gabung Gelombang Sebelum Terlambat!

Tradisi malam satu Suro bermula saat zaman Sultan Agung. Saat itu, masyarakat umumnya mengikuti sistem penanggalan tahun Saka yang diwariskan dari tradisi Hindu.

Sementara Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah (Islam).

Sultan Agung yang ingin memperluas ajaran Islam di Tanah Jawa berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.

Penyatuan kalender ini dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil Akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.

Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro, bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah

Jik dihitung Dari pertemuan kalender Jawa Dan Masehi maka malam satu suro Akan jatuh pada tanggal 30 Juli 2022 .

Dalam Budaya Jawa Tanggal satu suro seeing dikatakan dengan hal-hal mistis.

Dari Sultan Agung inilah kemudian pola peringatan tahun Hijriah dilaksanakan secara resmi oleh Negara dan diikuti seluruh masyarakat Jawa.

Berbagai ritual perayaan satu Muharram dan satu suro masih dilestarikan dan diyakini masyarakat Jawa.

Baca Juga: Puncak Peringatan Harganas 2022 Kota Bandung, Optimalisasi Fungsi Keluarga Dalam Pencegahan Stunting

Biasanya diperingati pada malam hari menjelang satu suro, Karena pergantian hari dimulai pada saat matahari terbernam, bukan tengah malam sepertI Masehi

Namun tradisi Malam satu suro hampir seluruh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa.Timur melakukannya.

Bahkan diluar.keraton pun dulu, di Semarang ada yang melakukan ritual merendamkan atau kungkum dirinya diswvuah sungai ,tempat yang dinamakan tugu Suharto.

Mereka mengatakan untuk membersihkan dirinya memasuki tahun yang baru, Namun seiring berjalannya waktu masyarkat mulai meninggalkan ritual ritual sepertI itu .

Tradisi Unik yang Masih dilakukan pada satu suro

1.Kota Semarang, seperti halnya kota-kota lainnya, juga memiliki tradisi unik memperingati malam pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharam atau dalam istilah Jawa dikenal malam satu Suro yakni Kungkum.

Kungkum dalam istilah Jawa yang berarti berendam Ini dilakukan Di sungai Tugu Soeharto, tepatnga diantara pertemuan Kali Garang dan Kali kreo, masuk ke kelurahan Bendan Nduwur, kecamatan Gajah Mungkur, Semarang.

Kungkum adalah tradisi Unik leluhur Yang dipercaya akan mendatangkan keberkahan, menghilangkan kesislan serta menyembuhkan Penyakit.

Tak hanya warga Semarang, warga Sekitar sepertI ungaran, Solo, Demak , Kendal , Brebes Dan provinsi lain ikut meramaikan ritual ini
Dinamakan tugu Soeharto , Konon Pak Harto saat bertugas Di Semarang sempat melakukan kungkum Di Sungai ini.

2.Topo Bisu Mubeng Beteng, Yogyakarta
Tradisi unik malam satu suro lainnya dilakukan masyarakat Yogyakarta yakni Topo Bisu Mubeng Beteng.

Yakni berjalan mengelilingi bentwng keraton tanpa menimbulkan suara sedikitpun
Topo bisu mubeng beteng ini dilakukan Tengah Malam pukul 00.00 WIB

3.Membersihkan Benda Pusaka, Jawa Tengah

Tradisi unik yang paling banyak dikenal.di masyarakat Jawa pada Malam satu suro adalah mencuci benda pusaka, sebagai ritual wajib malam satu suro.

Biasanya benda keramat yang dicuci adalah keris,tombak, atau benda benda yang dianggap sakti.

Baca Juga: Apa Arti dari Malam Satu Suro? Pawai Kebo Bule Jadi Daya Tarik Keramat Masyarakat Jawa

4.Kirab Kebo Bule, Surakarta

Keraton Surakarta memiliki Tradisi unik sampai sekarang khusus pada malam satu suro, yaitu Kiran kebo bule Kiai Slamet, dilaksanakan Di Keraton kasunana Surakarta.

Masyarakat akan ikut mengarak kerbau Dan berusaha menyentuh hewan ternak tersebut, Dan mereka meyakini akan mendapatkan keberkahan setelah menyentuhnya

Kebo Bule Kiai Slamet termasuk pusaka penting milik keraton kesayangan Paku Buwono II semasa keratonnya Masih di Kartasura.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah