Network
DESKJABAR - Rumor yang beredar di masyarakat terutama menjelang tibanya Hari Raya Idul Adha, bahwa daging kambing salah satu penyebab penyakit darah tinggi.
Kambing adalah salah satu hewan ternak yang termasuk golongan ruminansia. Kambing banyak dipelihara oleh masyarakat karena memiliki keunggulan, di antaranya kemampuannya dalam reproduksi satu ekor kambing betina dewasa bisa menghasilkan lebih dari satu anak dalam satu kelahiran.
Dengan begitu banyak peternak yang membudidayakannya, kambing juga bisa dengan mudah beradaptasi di lingkungan yang kualitas pakan yang sedikit.
Baca Juga: Gunakan 5 Bahan Ini agar Olahan Daging Kambing Jadi Favorit Keluarga
Mengkonsumsi daging kambing sering dikaitkan dengan penyakit darah tinggi padahal belum ada bukti yang menyebutkan daging kambing adalah penyebabnya, jadi bisa disimpulkan itu semua adalah mitos yang sudah tertanam di benak masyarakat.
Menurut dr. Haekal Anshari di kanal youTube VDVC health, mengapa sebagian masyarakat menganggap daging kambing sebagai biang kerok penyebab darah tinggi, karena daging kambing menghasilkan efek panas ketika kita mengkonsumsinya.
Padahal, perlu Anda ketahui sebenarnya efek panas dihasilkan pada metabolisme tubuh kita ketika mengkonsumsi daging kambing.
Berdasarkan penelitian ternyata jumlah kalori dan lemak termasuk lemak jenuh lebih rendah dibanding daging ayam dan sapi, dalam satu porsi sekitar 85 gr daging kambing mengandung 122 kalori sedangkan daging sapi mengandung 170 gr kalori dan daging ayam 162 gr kalori.
Kandungan lemak pada daging kambing hanya 2,6 gr, pada daging sapi mengandung 79,9 gr dan pada daging ayam mengandung 6,2 gr lemak. Adapun kandungan lemak jenuh pada daging kambing lebih rendah dari sapi dan ayam, kambing hanya 0,79 gr, sapi 1,79 gr dan ayam 1,7 gr.
