Siklon Tropis Seroja Diprediksi Terjadi Hingga Hari Ini Selasa 6 April 2021, Simak Penjelasan Kepala BMKG

- 6 April 2021, 07:46 WIB
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi, Siklon Tropis Seroja masih terjadi hingga Selasa 6 April 2021. Akan tetapi, kekuatannya mulai melemah dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi, Siklon Tropis Seroja masih terjadi hingga Selasa 6 April 2021. Akan tetapi, kekuatannya mulai melemah dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia. /Antara/Devi Nindy/am/

DESKJABAR - Munculnya Siklon Tropis Seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bukti bahwa perubahan iklim global itu nyata adanya.

BMKG memprediksi, Siklon Tropis Seroja masih terjadi hingga hari ini, Selasa 6 April 2021. Akan tetapi, kekuatannya mulai melemah dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers secara virtual yang dilansir Antara, Senin 5 April 2021 malam.

Baca Juga: Per 1 Ramadhan 1442 H, Arab Saudi Izinkan Umrah dan Kunjungi Masjidil Haram serta Masjid Nabawi, Ini Syaratnya

"Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu baik di udara maupun di muka air laut," ujar Dwikorita Karnawati.

Siklon Tropis Seroja memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang. Selain itu memberikan dampak pula pada gelombang laut yang tinggi.

Soal Siklon Tropis Seroja di NTT, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai bibit siklon pada 2 April 2021. Beberapa faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit Siklon Tropis Seroja itu antara lain suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudra Hindia.

Baca Juga: Banjir Bandang di NTT, Menteri Kominfo Ajak Operator Seluler untuk Pulihkan Jaringan Telekomunikasi

"Ada kenaikan dua derajat celcius itu sudah sangat signifikan untuk kondisi cuaca. Mencapai lebih dari 26,5 hingga 29 derajat Celcius atau melebihi rata-rata," kata Dwikorita Karnawati.

Suhu udara di lapisan atmosfer menengah pada 500 milibar juga semakin hangat lebih dari tujuh derajat Celcius. Dua hal tersebut meningkatkan kelembapan udara dan juga mengakibatkan naiknya tekanan udara.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah