DESKJABAR – Potensi kopi dari Sumatera Selatan sebenarnya sangat luar biasa, tapi nama Sumsel seolah tenggelam dan kalah pamor sama daerah lain.
Makanya, PT Pelabuhan Indonesia II bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun pabrik pengolahan kopi, demi memunculkan merek dagang dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Rudi Arpian di Palembang, Sabtu, mengatakan, langkah ini diambil lantaran selama ini merek dagang kopi asal Sumatera Selatan terbilang kurang muncul, karena pintu perdagangan sebagian besar melalui Lampung.
“Padahal potensi Sumsel luar biasa, tapi yang dapat nama Lampung,” kata Rudi, seperti dikutip dari Antara.
Hal ini juga menjadi kerugian bagi Sumsel, karena PAD justru berpindah ke provinsi tetangga. Ini merujuk juga dari capaian ekspor kopi yang mana hanya dilakukan pengiriman sebanyak dua kali melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang atau sebanyak 108.000 kg, sementara sebagian besar melalui Pelabuhan Panjang, Lampung.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengambil langkah strategis, yakni membangun industri kopi (hilirisasi) sehingga dapat memunculkan brand kopi Sumsel.
Baca Juga: Ternyata, Desa Bisa Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Baru, Ini Alasannya
Harapan ini sangat mungkin dicapai karena memiliki luas perkebunan 250.198 Hektare (Ha) dengan produksi 191.081 ton biji kering.
Adapun masyarakat yang terlibat mencapai 191.081 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 12 Kabupaten Kota dan ada 7 Kabupaten yang potensial produksi kopinya, yaitu Muara Enim, Empat Lawang, Pagaralam, Lahat, Musi Rawas, OKU dan OKU Selatan.