DESKJABAR - Petani Kopi asal Pagaralam, Sumatera Selatan, menyasar pasar ekspor biji kopi premium yang menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan pasar lokal.
Kristian Tri Purnomo (38), petani kopi setempat, yang dihubungi dari Palembang, Jumat, 4 Desember 2020, mengatakan, harga biji kopi (green bean) untuk pasar premium dipatok pembeli sekitar Rp34.000/Kilogram, sementara untuk pasar lokal hanya Rp19.000/Kg.
“Ada perbedaan yang cukup jauh sehingga saat ini banyak petani yang tertarik,” kata dia.
Baca Juga: Ingin Jantung Anda Sehat, Gantilah Daging Merah dengan Telur, Kacang-kacangan, dan Susu
Hanya saja, belum seluruh petani kopi di Pagaralam mau menjual produk premiun lantaran mereka harus mengubah kebiasaan dalam kegiatan setelah panen.
Pembeli menerapkan aturan yang cukup ketat terkait kegiatan usai panen ini, mengingat produk biji kopi ini akan diekspor ke luar negeri.
“Harus hiegenis, mulai dari harus petik merah, jemurnya 30 hari lamanya, hingga tidak boleh jemur di tanah atau di atas jalan beraspal. Harus di atas para-para (balai-balai tempat menjemur yang berjarak 70 cm dari tanah,” kata dia.
Baca Juga: Ini Alasan Google Tentang Isu PHK 2 Pekerja Yang Mengorganisir Protes Karyawan
Abdurahman Are, petani kopi lainnya, mengatakan, biasanya dalam dua pekan, petani sudah mendapatkan uang dari pengepul, kini dengan metode pengolahan setelah panen secara higienis itu maka mereka harus menunggu hingga 30 hari.
“Masih banyak yang belum mau berubah, tapi sudah banyak juga yang mau ikut karena harganya lebih mahal,” kata dia, seperti dikutip DeskJabar dari Antara.