Benda Mirip Rudal China Ternyata Ini Perannya, Bisa Jadi Penyusupan ke Perairan Indonesia

22 Januari 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi instrumen Float /Learnz/

 

DESKJABAR – Benda mirip rudal beruliskan China yang ditemukan nelayan di perairan Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, 19 Januari 2021, diduga merupakan sebuah pelampung sensor atau yang biasa disebut float.

Seperti juga glider milik China yang ditemukan seorang nelayan di perairan Sulawesi Selatan, float ini juga bertugas mengumpulkan data-data bawah laut kemudian mengirimkan datanya mellaui satelit.

Bisa jadi, seperti juga penemuan glider di perairan Sulawesi Selatan dengan dugaan adanya penyusupan ilegal ke dalam perairan Indonesia, bisa jadi float juga melakukan operasi yang serupa.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Bisa Turun dan Aksi Mogok Berhenti, Setelah Ada Kesepakatan Ini

Float kemungkinan akan mengapung tegak dengan baling-baling di bawah. Saat ditemukan, tutup ujung abu-abu dan antena tidak ada.

Mengutip laman Learnz, jika dilihat bentuknya, benda mirip rudal yang ditemukan nelayan tersebut adalah float atau umumnya dikenal Argo Float.

Argo Floats adalah robot yang mengapung di kedalaman yang berbeda di laut untuk mengumpulkan informasi. Mereka muncul setiap 10 hari dan mengirimkan data tentang suhu dan salinitas ke satelit.

Baca Juga: Keren, Noah Kolaborasi Shakira, Menyanyikan Lagu Berbahasa Korea Urieui Iyagi

Argo Float adalah pelampung baja dengan berat sekitar 25kg, dengan instrumen di dalamnya.

Sebuah Argo Float mampu melakukan mengubah daya apungnya sehingga mengapung di kedalaman yang berbeda, melakukan pengukuran air laut, dan dapat mengirim informasi ke satelit.

Dengan mengubah daya apungnya sendiri, Argo Float mampu mengapung di kedalaman yang berbeda. Ini mengubah kedalaman mengambangnya secara teratur setiap 10 hari.

Baca Juga: Aneh! Sakit Hati Disebut Ganteng oleh Rekan Kerjanya, Pemuda Ini Malah Membunuhnya

Namun sejalan dengan kemajuan teknologi memungkinkan Argo Float mengirim data ke satelit dalam 20 menit, bukan lagi dalam hitungan jam.

Ini berarti, Argo Float hanya menghabiskan lebih sedikit waktu di permukaan di mana hal-hal buruk dapat terjadi padanya, misalnya tertabrak benda mengambang lainnya.

Biasanya siklus Argo Float adalah siklus naik turun permukaan setiap 10 hari. Di akhir setiap siklus, Argo Float mengirimkan informasinya ke satelit. Informasi ini disebut 'profil'.

Baca Juga: Covid-19 Kota Bandung : Oded M Danial Ancam Pelanggar PSBB Akan Ditindak Tegas Tanpa Ampun

Kemampuan Argo Float dapat melakukan pengukuran tiga hal tentang laut yakni salinitas (jumlah garam dalam air) diukur dalam bagian per seribu, suhu dalam derajat Celcius (° C), dan tekanan dalam desibel (db)

Perhatikan bahwa 1decibar (db) sama dengan kedalaman 1 meter. Jadi 1.000db adalah sekitar 1.000 m di bawah permukaan laut. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Learnz

Tags

Terkini

Terpopuler