Tim PKM UNLA Bandung, Edukasi Kompor Sekam, Pemanfaatan Limbah Penggilingan Padi

- 8 Oktober 2022, 18:47 WIB
Tim PKM UNLA bersama warga difoto usai edukasi kompor sekam
Tim PKM UNLA bersama warga difoto usai edukasi kompor sekam /Budi S Ombik/Deskjabar.com

DESKJABAR - Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) UNLA (Universitas Langlangbuana) Bandung memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hasil riset limbah sekam.

Tim PKM UNLA memaparkan manfaat limbah sekam padi sebagai bahan bakar alternatif kepada masyarakat di Kampung Papak Serang RT/RW 05/03,  Desa Serang Mekar Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

Rohmana, ST., MT., IPM., ASEAN Eng Ketua Tim PKM UNLA mengatakan, Desa Serang Mekar penduduknya bermata pencaharian petani dan didukung lahan pertanian yang luas.

Baca Juga: Dibalik Tragedi Kanjuruhan, Malang, Ada Kesengajaan dan Politik Jahat ? Menurut Ahli Metafisika

Sehingga padi yang dihasilkan pun cukup melimpah. Ini artinya kata Rohmana, tempat penggilingan padi tersebar di setiap tempat.

Dengan sendirinya sekam atau limbah dari cangkang padi yang dikeluarkan tempat penggilingan itu terus bertambah dan menumpuk.

"Saya melihat itu adalah potensi besar jika diolah dan dijadikan bahan bakar alternatif bagi kebutuhan rumah tangga warga," kata Rohmana di sela sela pemaparan cara kerja kompor sekam di Kampung Papak Serang, Sabtu 8 Oktober 2022.

Baca Juga: Pertanian Jawa Barat Genjot Bahan Ramah Lingkungan untuk Efisiensi dan Dampak Kenaikan Harga BBM

Untuk itu, tamhbahnya, pihaknya menciptakan sekam menjadi bahan bakar alternatif dengan menggunakan kompor yang didesain sangat sederhana.

Di sisi lain, Dr. Siti Rosimah, ST., MT., IPU tim PKM UNLA menuturkan, dilihat dari segi ekonomi desain kompor memanfaatkan limbah sekam keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Karena, tambahnya dengan hadirnya kompor berbahan bakar sekam di tengah masyarakat kalangan petan ini, diharapkan tidak harus menggunakan atau membeli gas.

Baca Juga: Perkebunan Karet Jawa Barat di Garut Diremajakan, untuk Pulihkan Produktivitas

"Tapi bisa memanfaatkan sekam padi yang ada di sekitar tempat penggilingan padi. Dan sisa pembakaran sekam itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pupuk atau media tanaman," tuturnya.

Hal ini, jelasnya, jika dibandingkan dengan penggunaan gas elpiji jauh lebih efisiensi dalam segi ekonomi.

"Perbandingannya harga 1 karung sekam Rp 5 ribu bisa digunakan dalam jangka waktu satu minggu lebih, sedangkan 1 gas elpiji 3kg dengan harga Rp25 ribu bisa bertahan 10 hari," tuturnya.

Baca Juga: Usaha Komoditi Karet di Jawa Barat, Beda Nasib Antara Usaha Kebun Rakyat dan Perkebunan Besar

Dalam hitungan ekonomi menurut Tamy Ali Januarty, S.E., M.M anggota Tim PKM UNLA menyebutkan, estimasi awal pembiayaan adalah pembuatan atau pembelian kompor yang didesain khusus.

Untuk kompor skam ini, tambahnya, biaya awal adalah Rp 490 ribu dan untuk satu karung skam dengan berat 30 kg dengan harga Rp 5 ribu.

"Nah untuk perhitungan jangka panjangnya lebih murah. Ini disebabkan biaya per harinya cukup 160 rupiah untuk pembelian skam, dengan harga awal 1 karung Rp5 ribu jangka waktu 1 bulan," ucapnya.

Baca Juga: Pertanian, Efek Harga BBM Solar Naik, Harga Beras Bisa Menjadi Mahal, dan Ancaman Krisis Pangan Global

Sementara itu animo masyarakat dengan hadirnya bahan bakar alternatif sekam serta desain kompor khusus, diharapkan bisa membantu meringankan ekonomi.

"Kangge ibu mah kalintang bingahna upami kompor sekam ieu tos aya. Lian ti ngabantos ngaringankeun artos oge moal  pikahariwangeun.

(Buat saya ini sangat menggembirakan jika kompor sekam ini benar benar sudah ada. Sebab akan meringankan ekonomi juga tidak berbahaya )," kata bu Ai (49) saat menyaksikan demo kompor sekam di hadapan warga.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata yang Hits, Udara Sejuk di Madiun dan Pesona Alam Indah Favorit Traveller

Ringankan biaya hidup

Hal senada dikatakan tokoh masyarakat setempat, bahwa kehadiran kompor sekam di tengah masyarakat golongan ekonomi memegah ke bawah sudah pasti akan meringankan biaya hidup.

Selain bisa memanfaatkan sekam dari hasil limbah penggilangan padi, juga akan menekan tingkat polusi limbah sekam di wilayahnya yang terus bertambah.

"Masyarakat di sini kan setiap hari menggiling padi dari hasil panen yang melimpah. Artinya limbah dari penggilingan padi itu akan memiliki nilai ekonomi ke depannya jika dijadikan bahan bakar alternatif," kata Asep Saefudin tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga: Cara Mengatasi Toko Diganggu Jin dan Mistis, Ustadz Abdul Somad Memberitahu

Sementara itu, pemuda pemerhati sosial Kabupaten Bandung, Hary Pahlawan S.Sos menilai dengan hadirnya kompor sekam akan memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi masyarakat.

Saat dilakukan peragaan kompor sekam di hadapan masyarakat, kata Hary Pahlawan, perhatian dan minat  warga sanggat tinggi.

"Menurut saya alangkah baiknya pemerintah desa melalui BUMDes bisa hadir melalui program pengadaan kompor sekam secara massal kepada masyarakat," ucapnya.

Dengan produksi massal kompor sekam ini, lanjutnya, bisa menekan harga jual sehingga bisa terjangkau karena lebih murah dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari.***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah