DESKJABAR – Usaha pertanian di Jawa Barat terus diarahkan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, untuk pemulihan kesuburan tanah, peningkatan produktivitas, serta mengurangi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) solar.
Adalah usaha pertanian padi sebagai penghasil beras, dimana di Jawa Barat penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, berupa pupuk organik dan agensi hayati, terus disosialisasikan.
Diketahui, kenaikan harga BBM solar diprediksi berdampak kepada kenaikan biaya produksi pertanian padi, misalnya pengolahan tanah menggunakan traktor, mesin pengering gabah, mesin pemanen, ongkos angkut truk, biaya produksi beras di penggilingan padi, dsb.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat, Msi, di Bandung, Rabu, 7 September 2022, mengatakan, bahwa melihat perkembangan banyak berita, diyakini efek kenaikan harga BBM bakal berimbas kepada semua hal, termasuk pertanian.
Sejauh ini, katanya, dampak kenaikan harga BBM, khususnya solar untuk usaha pertanian, misalnya padi, belum dapat tergambar sampai seberapa besar.
“Tetapi, yang namanya efisiensi usaha pertanian, itu harus dilakukan. Penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, termasuk agensi hayati terus dilakukan untuk usaha pertanian di Jawa Barat,” ujar Dadan Hidayat, ketika dikonfirmasi DeskJabar.
Baca Juga: Burung Hantu Sukses untuk Mengendalikan Hama Tikus, Selamatkan Panen Padi di Ujungjaya, Sumedang
Disebutkan, bahwa penggunaan agensi hayati ditekankan untuk pengendalian penyakit tanaman.