Agustius Pohan mengatakan apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian itu diangap kurang bijaksana dan berbahaya
"Menurut saya, permintaan bantuan semacam itu agak kurang bijaksana. Walaupun betul ini upaya, tapi sangat tidak bijaksana," ujar Agustinus kepada DeskJabar.com, Minggu, 9 Januari 2022.
Agustinus beralasan karena gambar sketsa wajah terduga pelaku kasus pembunuhan Subang itu, hanya bisa terlihat dari samping kanan dan dari arah belakang dan tidak jelas. Menurutnya bisa ada ribuan kemungkinan sehingga bisa timbul spekulasi di masyarakat.
"Itu apa tidak berbahaya? Karena orang akan dengan mudah melakukan spekulasi-spekulasi dengan gambar sketsa yang tidak jelas tersebut," ucap Agustinus Pohan.
Baca Juga: Update, Kasus Pembunuh Ibu Dan Anak di Subang terkini, INI PESAN DANU KALIAN HARUS TAHU
Lamanya kasus pembunuhan Subang ini terungkap, Agustinus memperkirakan ada kemungkinan polisi menghadapi kendala dalam pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.
Padahal berbagai upaya sudah dilakukan polisi dengan memanggil 69 saksi, termasuk saksi yang dekat dengan korban Tuti dan Amel yaitu Yosef, Yoris dan Danu. Kemudian sudah dua kali melakukan otopsi, memantau puluhan CCTV dan berbagai upaya lainnya.
Namun sampai hari ini polisi masih belum mampu menemukan kejelasan siapa sebenarnya pelaku kasus pembunuhan Subang yang menewaskan Tuti Suhartaiani dan Amel, sehingga polisi pun melakukan berbagai cara, salah satunya dengab membuat sketsa wajah dan menyebarkannya ke mastakat luas.
Sehingga upaya yang dilakukan oleh polisi tersebut untuk meminta bantuan masyarakat dengan menyebarkan sketsa yang tidak jelas, akan menimbulkan banyaknya gesekan-gesekan di masyarakat yang bisa mengganggu proses penyelidikan.
"Bukan tidak mungkin orang yang tidak suka pada orang tertentu mengatakan, itu kaya 'si ini' ya. Sehingga bisa menimbulkan spekulasi. Dan spekulasi itu bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat," tutur Agustinus Pohan.