Kasus Subang Terbaru, Terduga Pembunuh Dekat dengan Korban atau Tak Dikenal? Begini Opini Dua Pakar Hukum

- 9 Januari 2022, 21:58 WIB
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto pada saat menunjukkan sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, Rabu, 29 Desember 2021.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto pada saat menunjukkan sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, Rabu, 29 Desember 2021. /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/

DESKJABAR - Perilisan sketsa wajah terduga pembunuh ibu dan anak di Subang oleh tim penyidik Polda Jabar sekaligus imbauan kepada masyarakat agar melaporkan kepada polisi jika menemukan seseorang yang mirip sketsa tersebut, mendapat tanggapan berbeda dari dua pakar hukum, Agustinus Pohan dan Dr Heri Gunawan. 

Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan menyatakan, kejahatan dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini diduga dilakukan oleh orang yang mengenali korban, yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Ia beralasan dalam tindak pidana tersebut tidak ada barang korban yang hilang sehingga motif pembunuhan bukan properti atau perampokan.

Baca Juga: UPDATE Kasus Subang, Saksi Ini Dianggap Punya Info Bermanfaat, Achmad Taufan: Jangan Sampai Ada Intervensi

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Kuasa Hukum Danu akan Kirim Kronologi Kasus Subang ke Presiden, Kapolri, Kapolda

"Kalau motifnya bukan properti, kemungkinan pelaku dikenal oleh keluarga atau orang terdekat dari korban," ucap Agustinus Pohan kepada DeskJabar.com, Minggu, 9 Januari 2022.

Oleh karena itu, ia menyarankan kepada polisi agar meminta bantuan kepada saksi-saksi yang sudah dimintai keterangan, adakah orang terdekat korban yang mirip dengan sketsa wajah terduga pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

"Penyebaran sketsa tidak akan berpengaruh pada percepatan pengungkapan kasus tersebut. Ini mah mungkin polisi sudah kebingungan barangkali. Tapi sekali lagi, ini karena polisi mendapat desakan dari masyarakat yang kuat sekali. Biarkanlah polisi bekerja," tutur Agustinus Pohan.

Ia juga menilai langkah polisi meminta bantuan kepada masyarakat untuk melapor jika menemukan seseorang yang mirip dengan sketsa sebagai langkah kurang bijaksana, sangat berbahaya, dan dapat menimbulkan gesekan di masyarakat.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara Dok. DeskJabar.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x