Oleh karena itu, ia pun optimis bahwa apa yang diprogramkan oleh WHO ini akan menciptakan kemandirian teknologi berbasis kesehatan di Indonesa.
“Transfer teknologi ini akan berkontribusi pada akses yang sama ke penanggulangan kesehatan, yang akan membantu kita untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat. Solusi seperti inilah yang dibutuhkan negara-negara berkembang. Solusi yang memberdayakan dan memperkuat kemandirian kita, serta solusi yang memungkinkan kita berkontribusi pada ketahanan kesehatan global,” ucap Retno.
Banyak negara menanggapi seruan minat dari pusat transfer teknologi pada akhir tahun 2021. WHO akan memberikan dukungan kepada semua responden.
Baca Juga: Batuk, Pilek, dan Demam, Coba Resep Sederhana dan Ampuh Ini dari dr. Zaidul Akbar
Namun saat ini memprioritaskan negara-negara yang tidak memiliki teknologi mRNA tetapi sudah memiliki beberapa infrastruktur dan kapasitas biomanufaktur.
WHO akan mengadakan diskusi dengan negara-negara lain yang tertarik dan penerima teknologi mRNA lainnya, dan akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.***