WHO Sebut INDONESIA Masuk Dalam 5 Negara Penerima Transfer Teknologi Vaksin Hub mRNA, Ini Alasannya

- 24 Februari 2022, 08:32 WIB
WHO sebut Indonesia masuk dalam 5 negara yang menerima transfer teknologi vaksin hub mRNA. /tangkapan layar Youtube WHO
WHO sebut Indonesia masuk dalam 5 negara yang menerima transfer teknologi vaksin hub mRNA. /tangkapan layar Youtube WHO /

DESKJABAR – World Health Organization (WHO) mengumumkan 5 negara pertama yang akan mendapat transfer teknologi vaksin hub mRNA. Kelima negara itu adalah Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Serbia, dan Vietnam.

WHO bersama dengan Pemerintah Korea Selatan dan Akademi WHO pada hari Rabu 23 Februari 2022 mengumumkan pembentukan pusat pelatihan biomanufaktur global.

Pusat pelatihan ini akan melayani semua negara berpenghasilan rendah dan menengah yang ingin memproduksi produk biologi seperti , seperti vaksin, insulin, antibodi monoclonal dan pengobatan kanker.

Baca Juga: DOSA ZINA Terampuni? Begini Kata Ustadz Abdul Somad (UAS) Serta Doa Taubatnya

Langkah ini dilakukan setelah keberhasilan pembangunan pusat transfer teknologi vaksin mRNA global di Afrika Selatan.

“Salah satu hambatan utama keberhasilan transfer teknologi di negara - negara berpenghasilan rendah dan menengah adalah kurangnya tenaga kerja terampil dan sistem peraturan yang lemah,” kata Dr.Tedros.

Dan upaya membangun keterampilan biomanufaktur akan memastikan mereka dapat memproduksi produk kesehatan yang mereka butuhkan dengan standar kualitas yang baik.

“Sehingga mereka tidak lagi harus menunggu di ujung antrian,” ujar Dr. Tedros menambahkan.

Pemerintah Korea Selatan telah menawarkan fasilitas besar di luar Seoul yang telah melaksanakan pelatihan biomanufaktur dalam negeri dan sekarang akan memperluas operasinya untuk menampung peserta pelatihan dari negara lain.

Fasilitas ini akan memberikan pelatihan teknis tentang persyaratan operasional dan praktik manufaktur yang baik. Dilengkapi juga dengan pelatihan khusus yang dikembangkan oleh pusat transfer teknologi vaksin mRNA di Afrika Selatan.

Baca Juga: 7 Orang Ini Mendapatkan Naungan dari Allah di Hari Akhir, Coba Cek, Apa Kamu Termasuk? Ceramah Abdul Somad

Akademi WHO akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan mengembangkan kurikulum komprehensif tentang biomanufaktur umum.

“Hanya 60 tahun yang lalu, Korea adalah salah satu negara termiskin di dunia. Dengan bantuan dan dukungan dari WHO serta komunitas internasional, kami telah bertransisi menjadi negara dengan sistem kesehatan masyarakat dan bio-industri yang kuat,” kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, Kwon Deok-cheol

Korea Selatan, lanjut dia, sangat menghargai solidaritas yang telah ditunjukkan oleh komunitas internasional kepada mereka selama masa transisi Korea Selatan.

“Dengan berbagi pelajaran yang telah kami pelajari dari pengalaman kami sendiri di masa lalu, kami akan berusaha untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memperkuat kemampuan biomanufaktur mereka sehingga kami dapat membuka jalan bersama menuju dunia yang lebih aman selama pandemi berikutnya,” tutur Kwon Deok-Cheol.

Terkait kelima negara, termasuk Indonesia yang akan menerima transfer teknologi biomanufaktur vaksin hub mRNA, memang telah diteliti terlebih dahulu mengenai kesiapan mereka.

Pemeriksaan sekelompok ahli menunjukkan bahwa 5 negara tersebut memiliki kapasitas untuk menyerap teknologi. Dan dengan pelatihan yang ditargetkan, mampu bergerak ke tahap produksi dengan relatif cepat.

Baca Juga: Dosa Zina Wanita di Medsos Tanpa Disadari, Dosanya Mengalir Terus Walaupun Meninggal, Ustadz Abdul Somad

“Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mendukung pemerataan vaksin dan pemerataan akses vaksin Covid-19 untuk semua negara, termasuk melalui transfer teknologi vaksin dan know-how ke negara berkembang,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi.

Oleh karena itu, ia pun optimis bahwa apa yang diprogramkan oleh WHO ini akan menciptakan kemandirian teknologi berbasis kesehatan di Indonesa.

“Transfer teknologi ini akan berkontribusi pada akses yang sama ke penanggulangan kesehatan, yang akan membantu kita untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat. Solusi seperti inilah yang dibutuhkan negara-negara berkembang. Solusi yang memberdayakan dan memperkuat kemandirian kita, serta solusi yang memungkinkan kita berkontribusi pada ketahanan kesehatan global,” ucap Retno.

Banyak negara menanggapi seruan minat dari pusat transfer teknologi pada akhir tahun 2021. WHO akan memberikan dukungan kepada semua responden.

Baca Juga: Batuk, Pilek, dan Demam, Coba Resep Sederhana dan Ampuh Ini dari dr. Zaidul Akbar

Namun saat ini memprioritaskan negara-negara yang tidak memiliki teknologi mRNA tetapi sudah memiliki beberapa infrastruktur dan kapasitas biomanufaktur.

WHO akan mengadakan diskusi dengan negara-negara lain yang tertarik dan penerima teknologi mRNA lainnya, dan akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah