Aktivitas Fisik Penting Selama Puasa Ramadhan 2021, Simak Penjelasan Spesialis Kedokteran Olahraga RSUI

16 April 2021, 16:36 WIB
Dokter spesialis kedokteran olahraga Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO menyarankan umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan 2021, tetap melakukan aktivitas fisik di saat pandemi Covid-19 belum berakhir. /Pixabay/Putu Suardiana/

DESKJABAR - Umat Islam yang menjalankan ibadah shaum atau puasa di bulan Ramadhan 2021, sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik di saat pandemi Covid-19 belum berakhir.

Dokter spesialis kedokteran olahraga Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO menyarankan aktivitas fisik itu dalam keterangannya yang dilansir Antara, Jumat 16 April 2021.

"Dengan membuat tubuh tetap aktif bergerak selama berpuasa akan menjaga kebugaran dan dapat memelihara produktivitas. Bergerak saat puasa justru dapat mengurangi fatigue atau kelelahan, dibandingkan dengan hanya bermalas-malasan yang justru membuat tubuh lelah," kata dr Listya Tresnanti Mirtha.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Masih Pandemi Covid-19, Wali Kota Bandung Berharap Hotel dan Restoran Gelar Kegiatan Keagamaan

Dokter Listya Tresnanti Mirtha menjelaskan terminologi terkait aktivitas fisik yang sering keliru disamakan dengan olahraga. Aktivitas fisik (physical activity), yaitu seluruh gerakan tubuh sebagai hasil kontraksi otot rangka, yang akan meningkatkan energi ekspenditur.

Sementara itu, latihan fisik (exercise/sport), yaitu aktivitas fisik yang terencana terstruktur dengan gerakan yang dilakukan berulang untuk memperbaiki atau memelihara komponen kebugaran jasmani.

"Olahraga yaitu aktivitas fisik yang mempunyai ciri permainan, mempunyai aturan tertentu, serta mengandung unsur kompetisi," ujar Listya Tresnanti Mirtha.

Baca Juga: Renovasi Masjid Nurul Iman Rp2 Miliar, Dapat Apresiasi Wali Kota Bandung Oded M Danial, Ini Alasannya

Ia menyadari, saat menjalankan ibadah puasa, asupan makanan dan minuman berkurang, sehingga energi yang dimiliki kaum Muslim lebih sedikit dari biasanya. Walaupun begitu, orang yang berpuasa masih dapat melakukan latihan fisik dengan beberapa penyesuaian.

"Di antaranya frekuensi tidak sesering pada bulan-bulan biasa, intensitas lebih ringan dari biasanya, waktu dibuat lebih singkat, dan jenis diutamakan yang bersifat kardiorespirasi," tuturnya.

Listya Tresnanti Mirtha menjelaskan, dalam melakukan latihan fisik yang aman juga harus menerapkan prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, Teratur). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Ramadhan 2021 Membawa Berkah, Perajin Kolang Kaling di Cianjur Kebanjiran Pesanan Hingga 1 Ton Per Pekan

- Prinsip Baik, yaitu latihan dimulai sejak dini sesuai dengan kondisi fisik medis, tidak menimbulkan dampak yang merugikan, serta mampu laksana.

- Prinsip Benar, yaitu latihan dimulai secara bertahap, diawali dengan pemanasan 10-15 menit, latihan inti 20-60 menit, diakhiri dengan pendinginan 5-10 menit.

- Prinsip Terukur, yaitu denyut nadi maksimal 220-usia, dan peningkatan secara bertahap.

- Prinsip Teratur, yaitu latihan dilakukan secara teratur, 2 kali/minggu untuk awal, 3-4 kali/minggu untuk lanjutan dengan selang 1 hari untuk pemulihan.

Baca Juga: Anak Yatim, Lansia, dan Marbot Masjid, Dapat Bantuan Paket Ramadhan 2021 dari Baznas Kota Bandung

Listya Tresnanti Mirtha mengutip beberapa data riset. Salah satunya data Riskesdas tahun 2018 yang menunjukkan bahwa proporsi masyarakat Indonesia yang aktivitas fisiknya kurang (inaktivitas fisik) masih tergolong tinggi, yaitu sebesar 33.5 persen.

Data tersebut merupakan kondisi sebelum pandemi Covid-19 dan diperkirakan angka ini meningkat saat pandemi, tatkala aktivitas fisik di luar rumah dibatasi sehingga banyak yang bekerja atau belajar dari rumah.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler