Tanaman Hias, Bisnis Kebahagiaan Simbol Kekayaan Sumber Daya Alam Jawa Barat

26 Agustus 2021, 08:27 WIB
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat (kaos putih) bersama Direktur Utama PT Agro Jabar, Kurnia Fajar (rompi hijau), serta sejumlah stake holder lain, memperhatikan tanaman hias pada pelatihan petani milenial di Lembang, utara Bandung, baru-baru ini. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Usaha tanaman hias merupakan salah satu bisnis simbol kemakmuran dan kebahagiaan, mencerminkan kekayaan sumber daya alam Jawa Barat.

Bisnis tanaman hias merupakan salah satu pemanfaatan kekayaan sumber daya alam Jawa Barat, yang memiliki tanah subur dan iklim sejuk.

Tanaman hias merupakan lambang keindahan, kebahagiaan, atau pun keromantisan, yang mencerminkan kekayaan sumber daya alam Jawa Barat.

Dalam keadaan normal sebelum pandemi, bisnis tanaman hias merupakan simbol kemakmuran dan kebahagiaan, baik diantara konsumen, pelaku bisnis, dan petani.

Baca Juga: Penambangan Emas Liar di Perkebunan Menjadi Masalah Serius Bagi Lingkungan di Jawa Barat

Dalam tradisi dari segala zaman, manusia menggunakan tanaman hias, baik bunga dan hijauan,untuk menyimbolkan keindahan yang tidak terlukiskan oleh kata-kata.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, usaha tanaman hias sebenarnya termasuk salah satu bisnis kebahagiaan pemanfaatan sumber daya alam Jawa Barat.

“Sebab, orang-orang yang membeli tanaman hias, biasanya dalam kondisi sedang bahagian atau usaha memperoleh kebahagiaan,” ujarnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, di Bandung, Kamis, 26 Agustus 2021, menyebutkan, bahwa tanaman hias, baik bunga dan hijauan, merupakan salah satu kekayaan sumber daya alam Jawa Barat yang mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.

Baca Juga: Pertanian, Pengertian dan Pembagian Kelompok Usaha di Indonesia

Tanaman hias, baik bunga dan dedaunan, dianalogikan lambang apresiasi tentang cinta, ketulusan, persahabatan, sukacita, terima kasih dan sebagainya.

Produksi dan potensi bisnis

Dadan Hidayat mencontohkan, bisnis bunga hias termasuk yag sangat dibutuhkan untuk berbagai acara seperti pernikahan, ulangtahun maupun acara-acara lainnya.

“Gambaran dari sejumlah pihak berkompeten yang menggambarkan situasi pandemi Indonesia semakin berkurang dan berharap segera pulih, merupakan harapan kebangkitan bisnis tanaman hias, khususnya bunga potong Jawa Barat,” ujarnya.

Bunga potong produksi petani di Jawa Barat yang dikirimkan kepada tenaga medis di RS Al Islam dan RS AMC Bandung Kodar Solihat/DeskJabar

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Jemmy Marwita, mencontohkan, dari bisnis dan budidaya bunga potong.

Baca Juga: Produksi Benih Kentang Berkualitas Ditingkatkan untuk Memenuhi Kebutuhan Usaha Pertanian

Disebutkan, potensi tanaman hias di Provinsi Jawa Barat sangat besar, jumlah luas panen tanaman hias Tahun 2019 sebesar 7.067.278 m2 dengan produksi 253.291.552 tangkai.

“Ada tiga jenis bunga potong yang mempunyai produksi terbesar di Jawa Barat pada tahun 2019, yaitu krisan, gerbera/Hebras, serta mawar,” ucapnya.

Dari segi produksi, krisan dengan produksi 179.629.271 tangkai, diikuti gerbera/Hebras  dengan produksi 30.182.938 tangkai, dan mawar dengan produksi 25.658.550  tangkai.

Ada pun kabupaten/kota sentra tanaman hias  Jawa Barat pada tahun 2019 masih didominasi oleh Cianjur, Bandung Barat, Sukabumi, Bogor dan Bandung.

Baca Juga: Perkebunan Cipetir, Sukabumi, Tempat Populasi Kelelawar Vampir

Hal ini sesuai dengan sifat tanaman hias yang membutuhkan iklim sejuk dan dingin untuk pertumbuhannya.

Untuk bunga Krisan, sentra produksinya masih berada di kawasan Cianjur dengan kapasitas produksi sebesar 95.694.200 tangkai.

Untuk bunga gerbera/herbas produksi terbesar di Bandung Barat sebanyak 23.959.000 tangkai.

Sedangkan untuk komoditas mawar sebagai bunga potong segar, Bandung Barat masih merupakan wilayah penyuplai terbesar di Jawa Barat dengan produksi 25.158.504 tangkai di tahun 2019.

Ada pula kabupaten Bogor berpotensi komoditi Anggek, sedangkan Kabupaten Sukabumi potensi terbesar komoditi sedap malem. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler