Kata Buya Yahya, Ini Hukum Puasa Rajab

- 14 Januari 2024, 06:23 WIB
Buya Yahya, dalam video ceramahnya yang diunggah kanal Youtube Buya Yahya, Minggu 14 Januari 2024 menjelaskan tentang hukum puasa di bulan Rajab
Buya Yahya, dalam video ceramahnya yang diunggah kanal Youtube Buya Yahya, Minggu 14 Januari 2024 menjelaskan tentang hukum puasa di bulan Rajab /Al-Bahjah TV/

DESKJABAR - Saat ini kita memasuki bulan Rajab 1445 Hijriah. Bulan Rajab termasuk dalam empat bulan yang diistimewakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, bersama bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan bulan Muharram.

Melakukan amalan ibadah sebanyak-banyaknya sangat disarankan di bulan Rajab yang istimewa ini. Di masa Nabi SAW, banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab.

Antara lain peristiwa Isra Mi’raj dimana Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat lima waktu yang hingga kini menjadi ibadah wajib umat Islam yang harus dilakukan setiap hari.

Peristiwa Isra Mi’raj yang tercacat dalam Al Quran dan sangat bersejarah ini terjadi hanya dalam satu malam saja yakni pada tanggal 27 Rajab.

Baca Juga: Kata Buya Yahya, Ini Dosa Mencari-Cari Kejelekan Orang Lain, Menghina dan Mencaci Maki

Baca Juga: Kata Buya Yahya, Ini Hukum Bersedekah Bagi yang Masih Punya Hutang

Dikutip dari laman kalbar.kemenag.go.id, bulan Rajab itu terdiri dari tiga huruf, yakni: Ra, Jim dan Ba. Ra' pada kata Rajab berarti Rahmatullah. Artinya, bulan Rajab merupakan bulan yang dirahmati Allah SWT.

Limpahan rahmat Allah SWT memang banyak diturunkan di bulan Rajab yang mulia ini. Karena itu, umat Islam sangat dianjurkan terus melakukan kebaikan demi mengharap rahmat-Nya.

Hukum puasa Rajab

Banyak amalan yang bisa dilakukan umat muslim di bulan Rajab, termasuk di antaranya melakukan puasa. Namun, apakah puasa Rajab itu dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW?

Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc, MA, Ph.D yang lebih dikenal disapa Buya Yahya, dalam video ceramahnya berjudul: "Hukum Puasa Rajab" yang diunggah kanal Youtube Buya Yahya, yang dilihat DeskJabar.com, Minggu 14 Januari 2024 menjelaskan begini.

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon menuturkan, banyak riwayat palsu tentang keutamaan puasa Rajab.

"Ada dua kutub ekstrem. Yang satu mengatakan mutlak puasa Rajab itu tidak boleh alias dilarang. Satu sisi lain mengimbau orang untuk puasa Rajab dengan riwayat-riwayat palsu", kata Buya Yahya.

Buya Yahya menuturkan, tidak ada riwayat yang melarang puasa (Rajab). Diakui memang ada hadist yang beredar yang oleh sebagian orang dipercaya bersumber dari Nabi.

Baca Juga: Kata Gus Baha, Pezina Bisa Masuk Surga dengan Mengucapkan Kalimat Pendek Ini

"Tapi itu sesungguhnya hadist palsu, tidak benar. Kalapun agak lembut itu hadist dhoif", katanya

Jadi bagaimana hukumnya puasa Rajab yang sesungguhnya? Untuk menelusurinya, kata Buya Yahya, pertama harus kembali kepada apa yang datang dari Nabi SAW terlebih dahulu.

"Kemudian yang kedua, akan kita hadirkan apa kata ulama empat madhab supaya kita semakin mantap", ujar Buya Yajya.

Buya Yahya mewanti-wanti agar berhati-hati dengan riwayat keutamaan puasa Rajab. Pasalnya, jelas dia, hampir rata-rata hadist yang berbicara tentang keutamaan puasa Rajab itu perpaduan hadist dhoif dan hadist palsu.

Untuk mendudukkan puas Rajab secara seungguhnya, kata Buya Yahya, ada beberapa hujjah para ulama dimana jumhur empat imam mazhab mengatakan puasa Rajab berdasarkan hal-hal berikut ini:

"Pertama, puasa itu dianjurkan dan secara umum tidak ada larangan puasa kecuali yang yang lima hari yang diharamkam yakni; Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha ditambah hari tasyrik, Nisfu Syaban ke atas dengan beberapa ketentuan-ketentuan", jelas Buya Yahya.

Baca Juga: Kata Buya Yahya, Ini Doa Pendek Membayar Hutang: Biarpun Hutang Segunung, Allah Akan Bantu Melunasi!

Dikatakan Buya Yahya, puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang disenangi oleh Alloh SWT. Secara umum tidak ada larangan, boleh puasa kapan saja. Puasa Rajab termasuk salah satu di antaranya.

"Gak ada larangan puasa Rajab. Jadi kalau di luar 5 hari yang diharamkan itu puasa boleh, kenapa giliran Rajab jadi haram, kadang-kadang bid'ah", ujar Buya Yahya.

Lebih jauh Buya Yahya menuturkan, ada hadist-hadist khusus yang berkenaan dengan bulan Haram atau bulan Rajab. Disebutkan, ada riwayat dari Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab sohehnya.

Diriwayatkan dari Utsman ibn Hakim Al-Anshari, Sayidina Usman Al Anshori meriwayatkan: (Pas di bulan Rajab) "Aku bertanya kepada Sa'id ibn Jubair tentang puasa bulan Rajab".

Maka Sa'id ibn Jubair berkata: "Aku mendengar Sayidina Abdulah bin Abbas orang yang paling dekat dengan Nabi SAW mengatakan Nabi Muhammad SAW berpuasa di bulan Rajab, sampai mengatakan Nabi itu tidak pernah buka di bulan Rajab".

"Akan tetapi suatu ketika Nabi Muhammad pun pernah berbuka di bulan Rajab sampai kami itu mengatakan Nabi tidak pernah berpuasa di bulan Rajab".

Baca Juga: Kata Buya Yahya, Ini Hukumnya Wanita Haid Membaca Al Quran dalam HP

Buya Yahya menjelaskan, makna dari hadist itu puasa Rajab namanya sunnah. Sebab kalau Nabi terus melakukannya maka menjadi wajib.

"Makanya sunnah itu kadang dilakukan Nabi kadang ditinggalkan. Maka di saat Nabi meninggalkannya itu menunjukkan bahwa itu pekerjaan bukan wajib. Sebaliknya kalau Nabi tidak pernah meninggalkannya maka itu wajib", kata Buya Yahya.

Dalam hal hukum puasa Rajab, Buya Yahya menyimpulkan bahwa Nabi pernah puasa di bulan Rajab sampai seperti nggak batal, tapi suatu ketika Nabi gak pernah puasa di bukan Rajab.

"Maka puasanya Nabi dan tidak puasanya Nabi (di bulan Rajab) itu menunjukkan puasa itu sunnah bukan wajib", pungkasnya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: YouTube Buya Yahya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah