Keutamaan puasa Tasua
Dikutip dari artikel yang tayang pada laman Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto, berikut ini keutamaan puasa pada tanggal 9 Muharram, yang termuat dalam hadits sebagai berikut:
Ibnu Abbas ra berkata bahwa ketika Nabi SAW melakukan puasa hari Asyura dan memerintahkan kaum Muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata, 'Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.' Lantas beliau mengatakan, 'Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.' Ibnu Abbas mengatakan, 'Belum sampai tahun depan, Nabi SAW sudah keburu meninggal dunia.' (HR Muslim no. 1134)
Berdasarkan pendapat Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq, disunnahkan puasa pada hari ke-9 dan ke-10 (Muharram) karena Nabi SAW berpuasa pada hari ke-10 dan berniat untuk berpuasa juga pada hari ke-9.
Keitimewaan puasa Asyura
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa puasa Asyura pada 10 Muharram memiliki keistimewaan. Keistimewaan itu adalah menggugurkan dosa setahun yang telah berlalu.
Ustadz Adi Hidayat mengambil pendapat para ulama yang sepakat bahwa dosa yang diampuni Allah SWT setelah berhasil menunaikan puasa Asyura adalah dosa kecil. Dengan kata lain, bukan dosa besar yang mewajibkan pelaku untuk bertobat secara sungguh-sungguh.
"Ini hanya terjadi satu kali dalam setahun. Puasa Asyura dapat menggugurkan dosa kecil setahun yang telah berlalu," kata Ustadz Adi Hidayat.
Lebih lanjut Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan ciri-ciri orang yang berhasil puasanya, yaitu jika dapat menghadirkan perbedaan sebelum puasa dengan setelah puasa.
Artinya, orang yang berhasil menunaikan puasa Asyura, adalah yang berhasil terhindar dari kebiasaan-kebiasaan yang bisa melahirkan dosa kecil sehingga dia tetap terjaga dalam kebaikan.