Pesan Prof Jamaluddin Jompa di Khutbah Idul Adha 2022: Makna Kurban Tak Sebatas Penyembelihan

- 11 Juli 2022, 17:46 WIB
Orang yang mampu berqurban, tapi tidak melaksanakannya maka jangan mendekati tempat sholatku. /freepik/   
Orang yang mampu berqurban, tapi tidak melaksanakannya maka jangan mendekati tempat sholatku. /freepik/   /

 

DESKJABAR - Makna qurban menurut Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc jangan diartikan hanya sebatas penyembelihan hewan ternak saja.

Pesan ini disampaikan Jamaluddin dalam Khutbah Hari Raya Idul Adha 2022 di Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend M Jusuf, Jl Masjid Raya, Makassar, Ahad, 10 Juli 2022 dengan judul ‘Eksistensi Kurban dalam Mendekatkan Diri kepada Allah Swt’.

Idul Adha adalah hari raya dalam umat Islam. Hari raya ini memperingati peristiwa kurban, yaitu saat Nabi Ibrahim siap mengorbankan putranya Ismail sebagai wujud ketakwaan kepada Allah.

Baca Juga: Liburan Ke Sukabumi, Wajib Mengunjungi 3 Tempat Wisata Alam Sangat Indah, Bisa Lihat Pemandangan 180 Derajat

Maka dari situ Idul Adha adakalanya disebut Idul Qurban. Karena hari raya ini identik dengan penyembelihan hewan ternak kurban.

Adapun waktu penyembelihan qurban dilakukan pada 10 bulan Dzulhijjah setelah sholat Id dan tiga hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13.

Kurban, mengutip Ahmad Warson Munawwir dalam Kamus Al-Munawwir tahun 1997 halaman 1102, qurban berasal dari kata qaruba yaqrubu qurbanan yang artinya ‘dekat’.

Baca Juga: Update Hasil Drawing Badminton Singapura Open 2022, Mulai Besok 12 Juli, Berikut Jadwal Lengkapnya

Dengan demikian, pada ibadah kurban terkandung makna pendekatan diri kepada Allah.

Hal tersebut senada dengan pesan yang disampaikan Jamaluddin terkait dengan makna kurban yang selalu dilaksanakan di Hari Raya Idul Adha dan tiga hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13.

Dia juga mengatakan, ibadah qurban bukan sebatas mengenang ketakwaan Nabi Ibrahim dan Ismail saja. Tapi harus menjadi sarana untuk lebih dekat kepada Allah Swt.

Dilansir DeskJabar.com dari laman mui.or.id, Jamaluddin dalam Khutbah Idul Adha 2022 menyampaikan bahwa dalam ibadah qurban terkandung makna ‘mendekatkan diri kepada Allah’.

Jamaluddin menambahkan, kurban yang rutin dilaksanakan pada 10 bulan Dzulhijjah setelah sholat Ied tak hanya sebatas mengenang jejak ketakwaan Nabi Ibrahim dan Ismail saja. Tapi harus bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Jadi, penyembelihan hewan ternak kurban tak hanya sebatas penyembelihan dan mengenang dan ketaatan serta keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail belaka.

Baca Juga: Ayo Lakukan 3 Kegiatan Ini Bersama Anak dan Keluarga Untuk Mengisi Liburan, Dijamin Menyenangkan!

“Tidak hanya sebatas mengenang kronologi peristiwa sejarah tersebut, tetapi lebih dari itu, berqurban berarti mendekatkan diri kepada Allah,”ujarnya.

Lalu, Jamaluddin mengatakan, keikhlasan Nabi Ibrahim serta kerelaan Nabi Ismail merupakan wujud dari pendekatan dan kepasrahan terhadap Allah Swt.

“Pada akhirnya Allah memberikan tuntunan dan keberkahan dengan menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba untuk dijadikan hewan Qurban,”ujarnya lagi.

Seperti itulah takdir Allah menguji ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail untuk mengikhlaskan sesuatu yang sangat disayanginya sebagai bentuk pendekatan diri terhadap Allah.

Baca Juga: Polri Menduga ACT Tak Transparan, Dana Ahli Waris Kecelakaan Lion Air

Jamaluddin menandaskan, ujian kesabaran dan keikhlasan bisa saja menimpa kita hari ini, yaitu sejauh mana keikhlasan kita untuk menyisihkan sebagian nikmat harta yang diamanahkan Allah untuk digunakan dalam mendekatkan diri kepada-Nya.

Hal tersebut senada dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus,”(QS.Al Kautsar: 1-3).

Berhubung dengan hal itu, maka Nabi Muhammad Saw setiap tahun selalu menyembelih hewan kurban.

Kendati dilihat dari perekonomian beliau termasuk orang yang menjalani hidup sangat sederhana, tidak mempunyai rumah yang indah dan megah, apalagi mobil yang mewah.

Bahkan tempat tidurnya pun menurut sebagian riwayat hanya terbuat dari tikar anyaman pelepah daun kurma.

Jadinya, kaum muslimin yang telah memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah qurban tapi tidak mau melaksanakannya pernah diperingatkan oleh Rasulullah Saw dengan peringatan yang keras.

“Barang siapa mampu berqurban, tetapi dia tidak mau berqurban karena kikir, orang semacam itu jangan mendekati tempat sholatku,”diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah.***

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah