Beredar Imbauan agar Daging Kurban Tak Dimasak Sate untuk Hindari PMK, Begini Penjelasan Ahli

- 10 Juli 2022, 17:27 WIB
Seiring dengan diterimanya daging kurban oleh masyarakat, beredar pesan di media sosial agar daging kurban tak dimasak sate
Seiring dengan diterimanya daging kurban oleh masyarakat, beredar pesan di media sosial agar daging kurban tak dimasak sate /Screenshoot YouTube @Kompor Kita/

DESKJABAR - Seiring dengan diterimanya daging kurban oleh masyarakat, sudah dua hari ini ada pesan beredar di media sosial, terutama WhatsAppp, agar daging kurban tak dimasak sate.

Menurut pesan itu, imbauan agar daging kurban tak dimasak sate agar terhindar dari wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) yang sekarang ini sedang menjangkiti hewan ternak.

Di awal pesan disebutkan, imbauan agar daging kurban tak dimasak sate ini berdasarkan rapat di Dinkes (Dinas Kesehatan) kemarin.

Entah dari Dinkes mana dan siapa yang membuat pesan agar daging kurban tak dimasak sate tersebut berasal. Yang jelas, di grup-grup WhatsApp pesan itu hingga kini masih beredar.

Berikut bunyi asli pesan di WhatsApp agar daging kurban tak dimasak sate itu:

Baca Juga: Bagaimana Pembagian Daging Kurban yang Adil Sesuai Syariat? Apakah Ada Aturan Tertentu? Buya Yahya Menjawab

"Rapat di DINKES kmren ada titipan pesen himbauan buat masyarakat. Unt perolehan daging QURBAN agar TIDAK dimasak SATE, baiknya d masak yg menggunakan PEREBUSAN > 30 menit. Mencegah Penyakit Mulut dan Kuku yang mnyerang pada hewan ternak, mskipun telah d lakukan pemeriksaan pada hewan tsb seblum d pasarkan. Berkaca pada kasus penyakit SARS DAN MERS yg sangat berbahaya yg d sebabkan virus yg bersifat zoonosis yaitu d tularkan dari hewan ke manusia. Kita hrs lbh berhati2 dan jgn sampai terjadi lagi. Pencegahan lebih baik dari pengobatan."

Menyikapi pesan itu, mari kita simak pendapat para ahli tentang wabah PMK, di antaranya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM.

Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, dalam akun Twitternya  @ProfesorZubairi menuturkan, PMK dan HFMD adalah penyakit yang berbeda.

HFMD adalah kondisi yang terjadi pada manusia dan penularannya juga terjadi hanya di antara manusia.

Baca Juga: Gunakan 5 Bahan Ini agar Olahan Daging Kambing Jadi Favorit Keluarga

Sedangkan PMK terjadi pada hewan berkuku belah atau genap, di antaranya kambing, sapi, babi, dan sebagainya.

“Hand, foot, and mouth disease (HFMD) sama sekali berbeda dengan Foot and Mouth Disease (FMD) atau PMK. Kalau PMK itu penyakit pada hewan sapi, babi, kambing, sementara HFMD adalah penyakit menular antarmanusia. Bukan penyakit binatang,” jelas Prof Zubairi, Minggu, 10 Juli 2022.

Prof Zubairi juga mengungkapkan, penularan PMK terjadi dari hewan ke hewan lainnya, resikonya kecil untuk menular kepada manusia.

Baca Juga: Apa Hukumnya Daging Kurban Dibagikan dalam Bentuk Olahan? Jawaban MUI Jelas, Simak Fatwanya

Oleh karena itu, lanjutnya, antara PMK dan HFMD merupakan dua hal yang berbeda.

Ia mengungkapkan, HMFD sangat menular namun tidak ada hubungannya dengan PMK.

PMK ternak menular kepada manusia, kemungkinannya amat rendah.

"Dokter hewan atau pengusaha ternak juga risikonya rendah banget untuk tertular,” paparya.

Jadi, kata Prof Zubairi, masyarakat tak perlu kahwatir mengonsumsi daging kurban asalkan hewan kurban tersebut telah memiliki surat keterangan sehat dan bebas dari PMK.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Whatsapp Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x