DESKJABAR - Seiring dengan diterimanya daging kurban oleh masyarakat, sudah dua hari ini ada pesan beredar di media sosial, terutama WhatsAppp, agar daging kurban tak dimasak sate.
Menurut pesan itu, imbauan agar daging kurban tak dimasak sate agar terhindar dari wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) yang sekarang ini sedang menjangkiti hewan ternak.
Di awal pesan disebutkan, imbauan agar daging kurban tak dimasak sate ini berdasarkan rapat di Dinkes (Dinas Kesehatan) kemarin.
Entah dari Dinkes mana dan siapa yang membuat pesan agar daging kurban tak dimasak sate tersebut berasal. Yang jelas, di grup-grup WhatsApp pesan itu hingga kini masih beredar.
Berikut bunyi asli pesan di WhatsApp agar daging kurban tak dimasak sate itu:
"Rapat di DINKES kmren ada titipan pesen himbauan buat masyarakat. Unt perolehan daging QURBAN agar TIDAK dimasak SATE, baiknya d masak yg menggunakan PEREBUSAN > 30 menit. Mencegah Penyakit Mulut dan Kuku yang mnyerang pada hewan ternak, mskipun telah d lakukan pemeriksaan pada hewan tsb seblum d pasarkan. Berkaca pada kasus penyakit SARS DAN MERS yg sangat berbahaya yg d sebabkan virus yg bersifat zoonosis yaitu d tularkan dari hewan ke manusia. Kita hrs lbh berhati2 dan jgn sampai terjadi lagi. Pencegahan lebih baik dari pengobatan."
Menyikapi pesan itu, mari kita simak pendapat para ahli tentang wabah PMK, di antaranya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM.
Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, dalam akun Twitternya @ProfesorZubairi menuturkan, PMK dan HFMD adalah penyakit yang berbeda.