FAKTA: Pelaku Kasus Subang Diduga Dilindungi, Kasus Dibuat Rumit, Anjas di Thailand: Bongkar Itu

- 13 Februari 2022, 18:55 WIB
 Anjas di Thailand di kanal YouTubenya beberkan dugaan keterlibatan oknum dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Anjas di Thailand di kanal YouTubenya beberkan dugaan keterlibatan oknum dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. /YouTube Anjas di Thailand/

 

DESKJABAR - Anjas di Thailand menilai kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang, ada banyak kejanggalan sehingga pengungkapan kasus ini makin rumit dan panjang.

Dari 69 saksi yang telah diperiksa oleh Polda Jabar, menurut Anjas di Thailnd, itu tidak ada kecocokan data atau ketidak nyambungan dengan hasil ilmiah di kasus Subang.

"Misalnya dengan waktu kematian. Ini dilakukan dua kali otopsi. Otopsi yang kedua dikatakan hanya dua hal, yaitu koreksi dan penambahan," ucap Anjas di Thailand di kanal YouTubenya.

Baca Juga: Ramai Petisi Gara-gara Permenaker No 2 Tahun 2022 Tentang JHT tidak bisa cair sebelum 56 Tahun

Dikatakan Anjas, ini membuktikan ada banyak temuan yang sifatnya ilmiah, atau ada sejumlah faktor yang membuat kasus Subang makin alot pembahasannya.

Bahkan Polda Jabar telah menambah kembali jumlah saksi baru dari saksi sebelumnya, hingga mencapai lebih dari 100 saksi.

"Mungkin ini karena ketidakmahiran orang-orang atau tim yang melakukan penyelidikan kasus ini untuk hal ilmiah," ucap Anjas di Thailand seperti dikutip Deskjabar.com di kanal YouTube Anjas di Thailand, dengan judul SKENARIO KASUS SUBANG TERBONGKAR SATU PERSATU !! PENYIDIK TIDAK JUJUR ?? yang tayang 12 Februari 2022.

Dijelaskan, 48 jam pertama adalah waktu sangat krusial atau penting. Kalau di waktu 48 jam pertama, tambahnya, itu yang sifatnya hal-hal mengarah ke alat bukti.

"Misalnya dari hal ilmiah atau hal yang sifatnya barang bukti menuju ke arah alat barang bukti tidak ditangani dengan baik saat proses ini berjalan," kata Anjas di Thailand.

"Kok kenapa temuan satu dengan temuan lain tidak sinkron, ada apa sebenarnya,"tuturnya lagi.

Atau, tambahnya, ada kecurigaan lain karena dari sejumlah tanggapan netizen atau masyarakat ada oknum yang terlibat di sini, di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

"Ada sejumlah orang yang mencurigai keterlibatan oknum. Mereka ini tugasnya sengaja mengacaukan pada saat olah TKP," kata Anjas.

Baca Juga: 5 Weton Tangguh Milik Presiden Menurut Hitungan Primbon Jawa, Bagaimana Weton Kamu

Disebutkan, selanjutnya tugas oknum tersebut mengacaukan saat otopsi atau hal-hal yang sifatnya barang bukti menuju ke arah alat bukti untuk dikacaukan.

"Karena dengan berjalannya waktu ketika ada temuan temuan baru yang sifatnya nyata dari para saksi, itu dibuat untuk tidak ada kecocokan," ucap Anjas di Thailand.

Mungkinkah ini ulah para oknum yang diduga ikut terlibat di kasus Subang. "Ini adalah dugaan yang tersebar di media massa," tambahnya.

Dan ini, jelasnya, tidak bisa masuk akal karena terlalu banyak hal. "Apakah ini sebuah kebetulan juga freming ataukah ini adalah faktanya," tutur Anjas.

Tentunya, tambahnya, salah satu hal yang banyak menjadi pertanyaan adalah mengenai isu Banpol. "Dan sampai sekarang pun belum mendapat keterangan tentang hal ini," katanya lagi.

Anjas di Thailnd menuturkan, sebenarnya seperti apa peranan Banpol hingga bisa menyuruh Danu untuk menguras bak mandi.

"Apakah itu sekedar pelanggaran SOP (Standar Operasional Prosedur) karena kemalasan para oknum tadi atau ada penggiringan tertentu," ucapnya lagi.

Menurut Anjas, itupun harus dicari tahu kebenarannya. Kalaupun memang benar Banpol itu menyuruh Danu untuk melakukan pengurasan bak mandi.

"Apakah ini ada kaitannya dengan temuan yang diduga mengarah ke Danu. Ini pun disebutkan Polda Jabar belum ditemukan alat bukti yang kuat ke arah itu, "tuturnya lagi.

Baca Juga: Penderita Omicron Perlu Tahu, Inilah Akses Mudah Dapat Layanan Konsultasi dan Paket Obat Gratis

Dikatakan Anjas, suka tidak suka banyak yang membicarakan Yosef dan Danu, kemudian ada beberapa hal lain yang mengatakan bahwa semua itu tidak menjadi sesuatu merujuk ke arah alat bukti.

"Apakah ini sebuah tanda bahwa itu adalah hasil framing atau hasil rekayasa dari para oknum tersebut," tuturnya.

Itu adalah, jelasnya, adalah kemungkinan yang pertama atau kemungkinan yang kedua adalah banyak dugaan bahwa ada sejumlah orang yang sedang dilindungi.

"Jika hal ini terungkap siapakah orang orangnya dan nanti ada orang-orang yang terseret serta kasus lainya pun akan terungkap," ucap Anjas.

Itu adalah hal yang tersebar di media massa. Kemudian tambahnya, ada keterangan dari Kadiv Humas Polda Jabar yang mengatakan, kami melaksanakan secara marathon melakukan pemeriksaan terkait alat bukti dan kesaksian, "ucap Anjas menirukan kutipan tersebut.

Ditambahkan Anjas dalam kutipan itu, pihaknya berharap dari pemeriksaan matang nantinya bisa memberikan petunjuk pada penyidik.

"Sebenarnya kalau ngomongin petunjuk, itu sudah banyak banget ya. Tapi aku yakin tantangan terbesar Polda Jabar bukan lagi menjurus ke hal-hal alat bukti," katanya.

Kalau berbicara alat bukti, tambahnya lagi, sudah banyak pembahasannya, tapi di sini lebih banyak ke hal keberanian saja.

"Karena aku disini mencium aroma di Polda Jabar ada aroma ketakutan, kalau mereka menilai ada alat bukti yang tidak kuat," ucapnya lagi.

Baca Juga: Mengenal The 40's Club, Klub Kontestan Usia 40 Tahun di MasterChef Indonesia Season 9, Simak Profilnya

Jika bukti tersebut dinilai tidak kuat, kata Anjas, mereka akan masuk ke pra praperadilan, maka akan dituntut Polda Jabar nya jika kalah di pengadilan.

"Dan itu adalah hal wajar karena sebuah bentuk penuh kehati hatian. Tapi kalau terlalu hati hati menurut aku harus dirubah strateginya," kata Anjas.

Disebutkan Anjas, alat bukti sudah diatur dalam undang undang yaitu ada lima hal, dan tidak harus yang sifatnya bisa dipandang mata.

Alat bukti itu adalah, kata Anjas, keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat, dan petunjuk.

"Tiga alat bukti yang aku sebutkan itu, ada hal yang memang tidak bisa disaksikan dengan kasat mata pada umumnya meski ada beberapa yang bisa disaksikan dengan kasat mata," tutur Anjas.

Misalnya, tambahnya lagi, adalah CCTV yang bisa mem-booster rasa percaya diri dari Polda Jabar.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Anjas di Thaland


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah