Pada saat berada di Bogor inilah, Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai panglima Kostrad, mengutus tiga jenderal yakni Brigjen Amirmachmud, Brigjen M Jusuf, dan Mayjen Basuki Rachmat.
Kedatangan mereka adalah untuk meminta Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Soeharto, yang memberikan kewenangan untuk menangani situasi yang tengah terjadi di Jakarta.
Soekarno menyetujuinya dan dikeluarkannya apa yang dinamakan Surat Perintah 11 Maret atau yang dikenal dengan Supersemar.
Supersemar inilah, menjadi titik awal hingga terjadinya perpindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Baca Juga: Sebanyak 16 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Pesanan Indonesia Kembali Tiba
Dengan berbekal surat perintah itu pula, Soeharto mewujudkan apa yang disebut Trituta atau tiga tuntutan rakyat yang sejak awal disuarakan aksi-aksi demo oleh para mahasiswa.
Isi Tritura adalah
- Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Pembersihan Kabinat Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
- Turunkan harga-harga
Dengan berbekal Supersemar, Soeharto membubarkan PKI dan menyatakan sebagai partai terlarang, kemudian para menteri dan pejabat yang diduga terlibat dalam peristiwa G-30 S/PKI ditangkap satu per satu.
Pada perkembangannya, tindakan-tindakan yang dilakukan Soeharto membuat hubungan antara Soekarno dengan Soeharto memburuk.