JANGAN SEMBARANGAN Ikut Program Diet Ekstrem, Efeknya Bisa Berbahaya dan Datangkan Komplikasi

- 15 Maret 2021, 10:21 WIB
Hati-hati jika mengikuti program diet ekstrem, apalagi jika asupannya kurang dari 800 kalori per hari.
Hati-hati jika mengikuti program diet ekstrem, apalagi jika asupannya kurang dari 800 kalori per hari. /Pixabay/THE 5TH/

DESKJABAR - Buat Anda yang sedang mengikuti program diet ekstrem, hati-hati. Diet ekstrem apalagi jika asupannya kurang dari 800 kalori per hari, tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa pengawasan ahli diet yang kompeten. 

"Efeknya bisa berbahaya. Apalagi diet ekstrem yang hanya mengonsumsi 300-400 kalori per hari," kata dokter spesialis gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik (PDGKI), Samuel Oetoro dalam acara Instagram Live Good Doctor bersama PDGKI yang dilansir Antara, Senin, 15 Maret 2021.

Samuel Oetoro menyadari bahwa kegemukan atau kelebihan berat badan bisa diatasi dengan mengurangi asupan kalori setiap hari. Akan tetapi, bukan berarti harus berdiet ekstrem kurang dari 800 kalori sehari.

Baca Juga: The Falcon and the Winter Soldier, Serial Baru Superhero MCU Siap Tayang Mulai 19 Maret 2021

Ia menegaskan, diet sangat rendah kalori atau dikenal dengan istilah very low calory diet (VLCD) bisa mendatangkan komplikasi. Antara lain kekurangan vitamin, mineral, dan kekurangan elektrolit.

Pelaku diet VLCD hanya mengonsumsi 400-500 kalori per hari. Padahal, rata-rata orang normal membutuhkan asupan kalori sekitar 1.800-2.000 per hari.

Menurut Samuel Oetoro, pelaku diet dianjurkan mengurangi asupan kalori sekitar 500-1.000 per hari. Artinya, setiap hari bisa mengonsumsi sekitar 1.000-1.500 kalori.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini Senin 15 Maret 2021, Peluang Hujan Petir dan Angin di Beberapa Wilayah

Pola diet seperti ini memang tidak bisa secara drastis mengurangi berat badan. Penurunan berat badan akan terjadi secara bertahap.

Ia menyatakan, penurunan berat badan yang ideal, yakni turun 5-10 persen dari berat badan awal selama enam bulan sampai satu tahun. Penurunan sebesar itu sudah mampu memperbaiki profil kesehatan secara umum dan menurunkan risiko berbagai penyakit.

Untuk itu, Samuel Oetoro menyarankan Anda tetap melengkapi asupan nutrisi, yakni makronutrisi (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrisi (vitamin, mineral).

Karbohidrat tetap diperlukan walaupun porsinya dibatasi. Zat ini diperlukan terutama untuk sel otak dan sel darah merah, agar bisa berfungsi optimal. Pilih karbohidrat kompleks, misalnya nasi merah, roti gandum, oatmeal, bekatul, dan lainnya.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Lomba Karya Musik Anak Komunitas Berhadiah Rp130 Juta, Cek Syarat dan Ketentuan di Sini

Karbohidrat kompleks, menurut Samuel Oetoro, tinggi serat yang penting untuk membuat gula diserap secara perlahan sehingga peningkatan kadar gula darah tidak terlalu cepat.

Rekomendasi untuk asupan protein dalam sehari 0,8 gram/kg berat badan hingga 1,5 gram/kg berat badan. Apabila berat Anda 60 kg, butuh protein sekitar 60 gram.

Penuhi kebutuhan lemak sehat, misalnya omega-3 dari sumber ikan atau sumber lain seperti alpukat, minyak zaitun dengan kandungan omega-9.

Baca Juga: Pisang Sukses Sejahterakan Warga di 28 Kecamatan di Lebak Banten, Miliaran Rupiah Bergulir Setiap Bulan

"Saya selalu bilang kalau lagi diet, makanlah ikan. Kalau ikannya mengandung minyak, makan! Itu omega-3. Jadi diet itu harus lengkap. Jangan coba-coba menjalankan diet ekstrem," ujar Samuel.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah