Pelantikan Presiden AS, Pidato Perpisahan Donald Trump tak Sepatah Kata pun Menyebut Joe Biden

- 20 Januari 2021, 08:15 WIB
Donald Trump tak menyebut Joe Biden dalam pidato perpisahannya
Donald Trump tak menyebut Joe Biden dalam pidato perpisahannya /Twitter/@realdonaldtrump/

DESKJABAR – Sebelum meninggalkan Gedung Putih dan kemungkinan tidak akan menghadiri pelantikan Presiden AS Joe Biden, Donald Trump menyampaikan pidato perpisahannya pada Selasa 19 Januari 2021 waktu setempat.

Uniknya, dalam paparan pidato perpisahan tersebut, Donald Trump tidak satu kata pun menyebut nama Joe Biden. Padahal, dalam pidato tersebut Trump juga memberikan ucapan selamat atas pemerintahan baru yang akan dilantik.

Uniknya lagi, Donald Trump menyampaikan harapan terhadap pemerintahan baru tersebut sebagai sebuah keberuntungan.

Baca Juga: Ribuan Data Mahasiswa Undip Semarang Dibobol Hacker Belanda, China, Honkong, dan Meksiko

“Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika,” tuturnya.

“Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka beruntung, kata yang sangat penting,” ujar Trump menambahkan. 

Donald Trump juga mengecam aksi penyerbuan gedung capitol pada 6 Januari 2021 oleh massa pendukungnya.

Baca Juga: Di Jakarta ada Kampung Zero Covid-19 : Kok biasa! Wakapolres Pun Belajar disana

“Semua orang Amerika ngeri dengan serangan di Capitol kita. Kekerasan politik adalah serangan terhadap semua yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi,” paparnya. 

“Sekarang lebih dari sebelumnya, kita harus bersatu di sekitar nilai-nilai kita bersama dan mengatasi dendam partisan, dan menempa takdir kita bersama,” ujar Trump.

Pidato perpisahan Trump juga lebih banyak memaparkan kinerja yang telah dilakukannya selama 4 tahun memimpin AS. Trump juga menolak kepemimpinannya telah memecah belah masyarakat Amerika.

Baca Juga: Waduh..! Bangunan Milik Pemkab Cianjur Tidak Bersertifikat Laik Fungsi

“Bersama jutaan patriot pekerja keras di seluruh negeri ini, kami membangun gerakan politik terbesar dalam sejarah negara kami. Kami juga membangun ekonomi terbesar dalam sejarah dunia,” tuturnya.

“Ini tentang ‘America First’ karena kami semua ingin membuat Amerika hebat lagi. Kami memulihkan prinsip bahwa suatu bangsa ada untuk melayani warganya. Agenda kami bukan tentang kanan atau kiri, ini bukan tentang Republik atau Demokrat, tetapi tentang kebaikan suatu bangsa, dan itu berarti seluruh bangsa.”

Trump juga mengklaim banyak kebijakannya melebihi ekspektasi dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, termasuk menyinggung soal perang dagang dengan China serta soal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hati-hati, Gelombang Setinggi 2,5 Meter Akan Terjadi di Laut Jawa Bagian Barat

“Kami melewati paket pemotongan dan reformasi pajak terbesar dalam sejarah Amerika.  Kami memangkas lebih banyak peraturan yang mematikan pekerjaan daripada yang pernah dilakukan administrasi mana pun sebelumnya.”

“Kami memperbaiki kesepakatan perdagangan kami yang rusak, menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik yang mengerikan dan Kesepakatan Iklim Paris yang mustahil, menegosiasikan ulang kesepakatan sepihak Korea Selatan, dan kami mengganti NAFTA dengan USMCA yang inovatif yaitu Meksiko dan Kanada, kesepakatan yang bekerja dengan sangat, sangat baik.”

“Juga, dan yang paling penting, kami memberlakukan tarif bersejarah dan monumental di China; membuat kesepakatan baru yang hebat dengan China.”

Baca Juga: Info Covid-19 Nasional, 108 Kota dan Kabupaten Masuk Zona Merah

“Tapi bahkan sebelum tintanya mengering, kami dan seluruh dunia terkena virus China. Hubungan perdagangan kami berubah dengan cepat, miliaran dolar mengalir ke AS, tetapi virus memaksa kami untuk pergi ke arah yang berbeda.”

Trump juga mengklaim keberhasilan dalam memulihkan dampak ekonomi akibat pandemi.

“Ketika virus mengakibatkan kerugian yang brutal pada ekonomi dunia, kami meluncurkan pemulihan ekonomi tercepat yang pernah ada di negara kami. Kami melewati hampir 4 triliun dolar dalam bantuan ekonomi, menyelamatkan atau mendukung lebih dari 50 juta pekerjaan, dan memangkas tingkat pengangguran menjadi setengahnya. Ini adalah angka-angka yang belum pernah dilihat negara kita sebelumnya.”

 Baca Juga: Komisi IV DPR RI Desak Pemerintah, Soal Temuan 17,17 Juta Hektare Kebun dan Tambang Ilegal

“Kami menciptakan pilihan dan transparansi dalam perawatan kesehatan, membela farmasi besar dalam banyak hal, tetapi terutama dalam upaya kami untuk mendapatkan tambahan klausul negara-negara favorit, yang akan memberi kami harga obat resep terendah di mana pun di dunia.” ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah