Inilah Fakta Mengejutkan Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah. Ada Berbagai Ahli Didalamnnya

- 4 Januari 2021, 17:51 WIB
Pimpinan Jaringan JI Jawa Tengah Para Wijayanto
Pimpinan Jaringan JI Jawa Tengah Para Wijayanto /Divisi Humas Polri/

DESKJABAR – Fakta mengejutkan bahwa teroris Jaringan Jamaah Islamiyah (JI) cukup terorganisir dalam menyiapkan kadernya, sebelum dikirim ke Suriah. Satu kali pengiriman ke Suriah bisa menghabiskan dana Rp 300 juta.

Bahkan, mereka mempersiapkan kadernya tidak hanya cakap beladiri, tetapi juga dilatih agar jadi ahli bahasa, ahli IT, dan ahli manajemen.

Pimpinan Jaringan JI mengakui bahwa calon kader muda yang direkrut berasal dari berbagai pondok pesantren, karena dinilai sudah punya dasar mampu berbahasa Arab.

Baca Juga: Kabar Gembira! Presiden Jokowi Luncurkan Bansos Tunai. Pesan Pentingnya, Jangan Ada Potongan

“Jaringan ini (JI) ingin memberi kontribusi ke Suriah. Seperti bela diri. Dan mereka juga mempersiapkan anggota dengan matang, seperti mempersiapkan ahli Bahasa, ahli IT, dan juga ahli managemen. Managemen ini sudah tertata dan terorganisir sekali,” tutur Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Senin, 4 Januari 2021.

Mengutip dari PMJ News, peran ahli manajemen ini pula, yang mengatur dengan matang pengiriman kader ke Suriah.

“Ahli managemen ini untuk mengatur logistik, pendistribusian, pengaturan anggota termasuk mengurusi para jihad dan keluarganya, serta keberangkatan ke Suriah. Ahli managemen ini yang atur semua,” kata Argo Yuwono.

Baca Juga: BPOM : Efektivitas Vaksin Covid-19 akan Diukur Setelah Vaksinasi Meluas

Pengumpulan dana

Sementara itu, Pimpinan Jaringan JI wilayah Jawa Tengah tahun 2008-2019, Para Wijayanto, mengatakan, dirinyalah yang membuat pusat pelatihan (Sasana) di Jawa Tengah untuk membentuk para kadernya sesuai yang diinginkannya.

Termasuk menjadi lokasi untuk mencari anggota baru dengan target anak-anak muda.

“Target utama anak-anak Ponpes. Mereka sudah punya basic berbahasa Arab. Jadi kami mudah mengarahkannya saat berada di Suriah,” papar Para Wijayanto.

Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19, PP PBSI Berangkatkan Pemain ke Bangkok Karena Dianggap Sangat Penting

“Karena di Suriah menggunakan Bahasa Arab. Biar nyambung ketika bicara soal agama. Maka anggota kami banyak dari Ponpes,” terang Para Widjayanto.

Kriteria menguasai ilmu Syar’I dan bahasanya cukup bagus. Dan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

Para Widjayanto telah mengumpukan 7 angkatan dengan total anggota sekitar 96 orang sejak 2013 dimulai di Sasana.

Baca Juga: Saksi Kasus Korupsi Mantan Menteri KKP Meninggal Dunia. Bagaimana Kelanjutan Kasusnya?

Dana yang didapat, Para Widyanto mengatakan, mendapatkannya dari infaq anggotanya sebesar 100 ribu rupiah per orang yang dikalikan dengan 6000 anggotanya. Total dananya minimal 600 juta rupiah.

“Dana kita dapat infaq dari anggota per orang 100 ribu rupiah. Kita butuh tiket Indonesia-Turki PP, biaya tinggal selama disana. Ongkos hotel dan makan kita tanggung,” paparnya.

“Satu kali angkatan berangkat sekitar 300 juta rupiah. Dana kami bisa dihitung 100 ribu per orang dikali 6 ribu anggota kami,” papar Para Widjayanto.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah