Makan Siang Gratis Sudah Dibahas di Sidang Kabinet di Istana, Airlangga Hartarto: Itu Kan Namanya 'Envelope'

- 27 Februari 2024, 16:30 WIB
 Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri), dan Menkopolhukam Hadi Tjahjanto (kedua kanan), dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 26 Februari 2024.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri), dan Menkopolhukam Hadi Tjahjanto (kedua kanan), dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 26 Februari 2024. /ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/

"Untuk postur awal ini tadi telah disampaikan dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara dijaga, sehingga defisitnya untuk tadi adalah antara 2,45 hingga 2,8 persen dari GDP," tutur Sri Mulyani.

Ia mengharapkan, defisit yang ditetapkan dalam sidang yang membahas soal Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2025 itu, dapat mewadahi komunikasi antara pemerintah sekarang dan pemerintah selanjutnya.

Baca Juga: PROMO Spesial Digimap Hari Ini, iPhone 11 Cuma Rp6 Jutaan di Shopee Mall, Dapatkan Extra Voucher Rp500 Ribu

Menkeu juga menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo meminta agar defisit APBN tersebut betul-betul dapat dikendalikan di tengah situasi ekonomi global yang tidak pasti dan gejolak karena faktor geopolitik.

Postur APBN 2025 yang disusun oleh Pemerintah ini, kata Sri Mulyani melanjutkan, masih dalam tahap awal dengan estimasi perhitungan melalui penerimaan negara, pajak, bea cukai, PNBP, serta estimasi kebutuhan belanja pemerintah.

Ia juga menjelaskan bahwa rincian RKP 2025 berikut pagu indikatif terhadap program prioritas akan dibahas sambil menunggu penetapan hasil Pemilu 2024 yang resmi dari KPU pada Maret 2024.

"Di bulan depan nanti kita fokusnya lebih kepada pagu indikatif dan program-program prioritas seiring nanti KPU sudah memutuskan siapa pemerintahan yang official memenangi Pemilu 2024," ucap Sri Mulyani.

Menurut Menkeu, pagu indikatif program prioritas masih harus dibahas secara rinci dengan masing-masing kementerian/lembaga untuk menyesuaikan dengan program yang telah berjalan dan akan berjalan pada pemerintahan selanjutnya.

Baca Juga: Jadwal Operasi Pasar Beras di Kota Bandung Hari Ini: Andir, Ujungberung, Panyileukan, Beras SPHP Rp53 Ribu

"Semuanya sudah harus masuk di situ, enggak ada yang on top. Jadi di dalam defisit itu sudah termasuk seluruh kebutuhan kementerian lembaga dan berbagai komitmen yang ada," kata Menkeu Sri Mulyani.***

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah