Garut KLB Difteri, Ciri Gegala dan Cara Menghindari Tertular Atas Panduan Kementerian Kesehatan

- 22 Februari 2023, 19:38 WIB
Kabupaten Garut dinyatakan KLB difteri, kenali gejala dan cara menghindari tertular,atas panduan Kementerian Kesehatan demi kesehatan.
Kabupaten Garut dinyatakan KLB difteri, kenali gejala dan cara menghindari tertular,atas panduan Kementerian Kesehatan demi kesehatan. /dok Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan

DESKJABAR – Kabupaten Garut, Jawa Barat dinyatakan sedang mengalami kejadian luar biasa (KLB) penyakit difteri. Penyakit menular ini ada gejala dikenali, serta cara menghindari agar tidak ikut tertular demi keselamatan nyawa dan kesehatan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi pada Rabu, 22 Februari 2023 mengatakan, penyebab kondisi KLB difteri di Garut. "Penyebabnya, adalah keterlambatan imunisasi selama tiga tahun pandemi Covid-19," ujarnya, dilansir Antaranews. 

Pihak Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga memberikan gambaran, bahwa penyakit difteri bisa menimbulkan komplikasi dan membuat orang meninggal dunia.

Dengan adanya KLB difteri di Garut, boleh jadi akan banyak tempat wisata dan tempat umum menjadi sepi, karena orang-orang menghindar tertular. Tetapi kemana orang-orang di Garut akan mengungsi ? apakah menyepi di pegunungan ataukah malah pindah sementara ke daerah lain ?

 Baca Juga: DPRD Kota Bandung Ultimatum Pemkot agar Pembangunan Sesuai RDTR, Melanggar Laporkan!

Inilah ciri-ciri terkena penyakit difteri

Dilansir Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 16 November 2022, difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batur, bersin, atau luka terbuka.

Ada pun gejala terkena, misalnya sakit terggorokan dan masalah pernafasan. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat mempengaruhi kulit.

Disebutkan, penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan beresiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Ada pun pengobatan, meliputi antibiotik dan antitoksin untuk mematikan bakteri.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA yankes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x