Gejala terkena difteri
Inilah gejala terkena penyakit difteri, dimana muncul 2-5 hari setelah seseorang terinfeksi. Tetapi, tidak semua orang terinfeksi ditunjukan dengan gejala.
Jika mengalami gejala, biasanya ditunjukan terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi ternggorokan dan amandel penderita. Gejala lainnya, sakit tenggorokan, suara serak, batuk, pilek, demam, menggigil, lemas, ada benjolan di leher akibat pembengkakak kelenjar getah bening.
Kapan harus ke dokter ?
Kemenkes menyarankan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala difteri seperti disebutkan tadi, terutama jika memiliki resiko untuk menular.
Segera larikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), untuk mendapatkan pertolongan medis, jika mengalami gejala difteri yang lebih berat, yaitu gangguan penglihatan, keringat dingin, sesak nafas, jantung berdebar, serta kulit pucat atau membiru.
Pemeriksaan difteri, dimana dokter dapat menduga pasien terkena difteri jika terdapat lapisan abu-abu pada tenggorokan atau amandel. Untuk memastikan, dokter melakukan pemeriksaan usap atau swab tenggorok, dengan mengambil sampel lendir dari tenggorokan pasien lalu dicek di laboratorium.
Baca Juga: Bobotoh Nonton Lewat Link Live Streaming, Luis Milla Targetkan Persib Bandung Kalahkan Arema FC
Penanganan difteri
Penanganan difteri, karena tergolong penyakit serius maka harus diatasi sesegera mungkin. Data statistik menyebut, 1 dari 10 pasien difter meninggal dunia meski telah mendapat pengobatan.
Beberapa jenis pengobatan untuk difteri adalah suntik antiracun dimana pasien dites alergi untuk memastikan tidak ada alergi terhadap antitoksin, serta antibiotik dimana dua hari setelah minum obat pasien tidak bisa lagi menularkan.
Seseorang terkena difteri beresiko mengalami komplikasi, misalnya radang otot jantung, infeksi paru-paru, gagal ginjal, kerusakan saraf, dan kelumpuhan.