Anton Charliyan: Budaya Sunda Sudah Mengajarkan Kecintaan terhadap Lingkungan Hidup Sejak Dulu

- 12 Februari 2023, 14:49 WIB
Abah Anton Charliyan (tengah jubah merah) bersama sebagian  aktivis penggiat budaya dan lingkungan hidup pada acara  Silaturahmi Kasundaan dan Ngopi Bareng, di Vila Bumi Panineungan Kadu Dampit, Sukabumi Sabtu 11 Februari 2023.
Abah Anton Charliyan (tengah jubah merah) bersama sebagian aktivis penggiat budaya dan lingkungan hidup pada acara Silaturahmi Kasundaan dan Ngopi Bareng, di Vila Bumi Panineungan Kadu Dampit, Sukabumi Sabtu 11 Februari 2023. /Dok. Istimewa/

DESKJABAR - Mantan Kapolda Jabar  Irjen ( P) Anton Charliyan bersama LSM Dampal  Jurig dan Sundawangi Sukabumi, menggelar Silaturahmi Kasundaan dan Ngopi Bareng, di Vila Bumi Panineungan Kadu Dampit, Sukabumi Sabtu 11 Februari 2023.

Pada acara yang dihadiri puluhan komunitas aktivis penggiat budaya dan lingkungan hidup di wilayah Sukabumi, Cianjur , Bogor, Bandung dan sekitarny, ‘diguar’ uga sejarah Kasundaan dan penanaman 10.000 pohon untuk penghijauan dan penyelamatan lingkungan G. Gede Pangrango.

Anton Charliyan yang juga mantan mantan Kadiv Humas Polri  dan kini dikenal sebagai tokoh penggiat budaya dan lingkungan mengungkapkan,  berbicara penyelamatan lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak zaman  leluhur masyarakat Sunda dulu.

Baca Juga: PT PP Gantikan Waskita Karya di Tol Getaci? Siapkan Dana Capital Expenditure Rp3,43 Triliun

Baca Juga: Pembunuhan Hutang Nyawa Dibayar Nyawa Terjadi di Lumajang: Joto Habisi Nyawa Sahid

“(Penyelamatan lingkungan hidup) Sudah jadi tradisi dan budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat Sunda sehari-hari secara turun temurun”, kata Abah Anton, demikian panggilan akrabnya sekarang.

Warisan budaya Sunda sejak dulu

Abah Anton menegaskan, kecintaan masyarakat Sunda terhadap lingkungan alam bukan hanya sekedar sebuah ceritera atau dongeng belaka. Tapi bisa dibuktikan dalam prasasti  dan naskah-naskah Sunda kuno, yang sekarang tersimpan baik di Musium Sribaduga Bandung maupun di Musium Nasional Jakarta.

Antara lain dalam prasasti dan naskah Sunda kuno itu disebutkan: 

  1. Agar menjaga kabuyutan dan alam lingkungan karena banyak tumbuh-tumbuhan di sana (Naskah Amanat Galunggung abad 15)
  2. Agar menjaga habitat ikan di sungai-sungai (Prasasti Sanghyang Tapak Sukabumi abad ke 11)
  3. Telah membuat gugunungan (penghijauan), membuat hutan Samida (Hutan kota/kebun raya ), membuat  Talagarena (danau buatan penampung  air), membuat  parit besar sebagai saluran pembuangan air dan pertahanan  (Prasasti Batu Tulis Bogor 1482 M) 
  4. Membuat sodetan sungai/kali yang menghubungkan langsung ke laut Chandrabaqa - Kaligomati sepanjang 12 km (Prasasti  Purnawarman )
  5. Komitman masyarakat adat yang ada di tatar Sunda seperti Kampung Adat Baduy, Naga, Dukuh, Kuta, Cipta Gelar dll, yang berkomitmen keras untuk tetap menjaga alam dan lingkungan dengan tetap melestarikan hutan larangan dan hutan tutupan yang sampai saat ini masih terpelihara dengan utuh.

Baca Juga: Hanya Bobotoh yang Bisa Saksikan Laga Persib Bandung vs PSM Makassar di Stadion Pakansari Kabupaten Bogor

Baca Juga: SUAP HAKIM AGUNG, KPK Bacakan Dakwaan Heryanto Tanaka di Pengadilan Tipikor Bandung Senin 13 Februari 2023

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x