DESKJABAR - Sebanyak 5 jendral dan sejumlah tokoh Sunda, Banten, Bali dan NTB hadir pada acara Pangistrenan Majelis Tritangtu Sunda Banten Bali Nuswantara, di Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat.
Ke 5 jendral yang hadir adalah Jendral AL Marsdya TNI (P) Dede Rusamsi, Irjen (P) Anton Charliyan, Mayjen TNI Rido Hermawan, Mayjen TNI (P) Erwin Supajo dan, Brigjen TNI I Gusti Putu Wirajana.
Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar sosok di balik acara yang diadakan di depan Gong Perdamaian Dunia Karangkamulyan, Ciamis Rabu pekan lalu itu mengatakan, secara singkat Tritangtu merupakan 3 inti centra, sumber utama pengendali kehidupan di alam semesta.
Baca Juga: PREDIKSI JUARA Piala Dunia 2022, Adu Kuat Peramal Brazil dan Indonesia: SIAPA JADI KENYATAAN?
“Misalnya untuk ketatanegaraan dikenal sebagai rama, ratu, resi atau legislatif, eksekutif, yudikatif. Untuk kehidupan sehari-hari dikenal dengan bayu, sabda, hedap atau tenaga, ucapan dan budi. Untuk berperang wayah, wilayah dan lampah”, tutur Anton Charliyan.
Anton Charliyan yang kini akrab dipanggil Abah Anton juga menjelaskan, sistem tradisi budaya Sunda Tritangtu terbukti telah mengantarkan Tata Kasundaan sebagai sebuah sistem yang paling lama berjaya sebagai sebuah bangsa.
“Yakni selama 14,5 abad dari tahun 130 M (Salakanagara ) sampai dengan 1600 M (Cirebon). Mengalahkan Bani Abas yang selama ini dianggap sebagai sistem terlama di dunia yakni hanya 6 abad”, kata Abah Anton Charliyan.
Sebab itu, lanjut Abah Anton Cahrliyan, wajib harus nyukcruk galur uga karuhun untuk membangun kembali adeg-adeg kasundaan yang terbukti merupakan sistem terlama yang berjaya bukan hanya di Nusantara tapi juga di Dunia.
Konkritnya jelas Abah Anton, kita tidak mungkin membangun keratuan, bila karamaan dan karesian tidak terbangun. Kita tidak mungkin hanya membangun sistem ekonomi, tanpa membangun sistem politik dan agama. Itulah sistem Tritangtu yang ada dalam adeg-adeg kasundaan.