Majelis Tritangtu Sunda Banten Bali Nuswantara Diresmikan, Anton Charliyan: Dihadiri 5 Jendral

- 11 Desember 2022, 19:28 WIB
Abah Anton Charliyan (kanan), sosok di balik acara yang Pangistrenan Majelis Tritangtu Sunda Banten Bali Nuswantara, di Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat, Rabu pekan lalu.
Abah Anton Charliyan (kanan), sosok di balik acara yang Pangistrenan Majelis Tritangtu Sunda Banten Bali Nuswantara, di Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat, Rabu pekan lalu. /DeskJabar/Istimewa/

Baca Juga: MENGAPA Viral? Warga Maroko di Garut Dukung Piala Dunia 2022 Pasca Kekalahan Portugal

“Tidak mungkin bisa bangun kasundaan, tanpa dibangun dulu wadah Tri Tangtu ini.  itulah salah satu alasan kenapa Majelis Tritangtu ini dibuat”, ujar Abah Anton Charliyan.

Namun begitu kata Abah Anton, ngadegna (berdirinya) Majelis Tritantu di buana Pajajaran Sunda, Banten, Bali Nuswantara ini (Masa Tripandabara), tidak mungkin bisa utuh tanpa adanya wawakil atau perwakilan dari seluruh elemen.

Abah Anton berharap, yang sudah bergabung ke dalam Majelis dimohon kesadaran dan kekompakannya untik saling memahami, saling memaklumi, saling berbagi dan silih ajenan  (saling menghormati) satu sama lain, dalam rangka membangun ikatan silaturahmi kekeluargaan.

Abah Anton menjelaskan, yang berkumpul di Majelis itu terdiri dari berbagai latar belakang elemen, golongan dan profesi yang satu sama lain berbeda . 

“Mari kita berdiri sama tinggi duduk sama rendah sapapait samamanis, saiket sabeungkeutan, ngajajar sapajajaran anyar. Lain rek ngadirikeun negara, tapi rek ngawangun adeg-adeg budaya kasundaan nu saestuna”, tutur Abah Anton Charliyan.

Baca Juga: Derby ‘Adelia’ Posting Preman Pensiun 7 Open Casting Cari Orang Tampang Preman Asal Bandung dan Sekitarnya

Perhelatan bersejarah di Karangkamulyan Ciamis ini kata Abah Anton Charliyan juga sebagai tanda telah lahir kembali spirit bersatunya  Sunda Kecil dengan Sunda Besar, Sunda Banten dan Bali.

Tujuan  utamanya yaitu untuk menyatukan tali silaturahmi para tokoh Sunda Banten, Jabar, Bali dalam satu ikatan  yang benar sesuai dengan adeg-adeg kasundaan nu saestuna (sesungguhnya), sebagai  sebuah sistem.

Kata Abah Anton, sistem itu sudah tertulis sejak dulu, dalam budaya dan Tata Naskah Sunda maupun Bali untuk menjalankan segala aspek kehidupan. Baik kehidupan berbangsa bernegara, beragama, maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari, yang lebih dikenal sebagai sistem Tritangtu di Buana atau Tritangtu di Bumi.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah