“Saya berjuang sendiri dengan cara saya dan apapun itu untuk keadilan. Tapi banyak hal yang mentok”, kata dr Hastry tanpa merinci mentok dalam hal apa.
Sebagai dokter forensik, dalam kasus Subang dr Hastry mengatakan dirinya telah menjalankan tugas dan memberi yang terbaik buat penyidik.
Dokter Hastry juga mengakui, secara bathin dalam benaknya terus terpikirkan dan selalu berdoa meminta kemudahan dari yang Maha Kuasa agar kasus Subang segera terungkap.
"Saya stres loh sebetulnya karena kasus Subang. Karena kan ibaratnya masyarakat atau keluarga korban berharap ke saya tapi saya belum memberikan yang terbaik. Tapi (sebagai dokter forensik)) tugas saya sudah selesai, (meski) selesainya belum terungkap”, kata dr Hastry.
Hasil otopsi kedua yang dilakukannya, kata dr Hastry menunjukkan ada perlawanan dari Amel. Namun soal luka di tubuh Amel sebenarnya pelaku itu sangat membenci sekali kepada Tuti ibunya.
“Luka di bagian wajah Ibu Tuti itu sangat atau lebih parah dari Amel”, jelas dr Hastry.
Dokter Hastry menjelaskan, seorang psikopat memiliki pertahanan jiwa yang rapuh. Emosinya bisa meluap bisa menyakiti bahkan membunuh orang dengan dingin. Itu karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk dengan sempurna.
Dalam kasus Subang, tanda-tanda perbuatan psikopat kata dr Hastry tercermin dari luka-luka yang pelaku perbuat kepada korban.