DESKJABAR - Ada fakta baru dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu.
Dua belas hari pascakejadian, tepatnya pada 30 Agustus 2021, diam-diam Yoris salahseorang saksi kunci kasus pembunuh ibu dan anak di Subang mengunggah puisi di akun Sosmednya.
Hal itu terungkap dalam kanal Youtube Anjas di Thailand yang berjudul: AKHIR PERMAINAN KASUS SUBANG, yang diunggah, Kamis 3 Februari 2022.
Puisi itu menyebut-nyebut soal meninggal dunia, soal uang, soal telanjang dan soal seseorang yang akan memandikan jika meninggal. Selengkapnya puisi Yoris tersebut sbb:
Kamu datang telanjang, kamu pergi telanjang
Kamu tiba dalam kondisi lemah
kamu meninggalkan dunia pun dalam kondisi lemah
Kamu datang tanpa uang dan barang
Kamu juga akan pergi tanpa uang dan barang
Mandi pertamamu, seseorang membasuh muka
Mandi terakhirmu, seseorang akan memandikanmu
Inilah kehidupan
Jadi mengapa begitu banyak kebencian
begitu banyak kecemburuan
begitu banyak pertengkaran
begitu banyak persaingan
begitu banyak keegoisan
begitu banyak kebanggaan
Mengapa
Sementara kita harus pergi dengan tangan kosong
Jadilah orang baik waktu kita terbatas di bumi
jangan sia-siakan dengan hal yang sia-sia. Wallahualam.
Jika ditelisik, kata-kata dalam puisi itu memang mirip dengan gambaran kondisi kepergian Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel yang menjadi korban pembunuh ibu dan anak di Subang.
Namun Anjas di Thailand mengatakan bahwa puisi yang di upload Yoris ini bukan puisi hasil karyanya. Namun Yoris mengambil atau copy paste dari puisi orang lain.
"Ini sebenarnya sudah diklarifikasi oleh Yoris bahwa puisi ini adalah puisi yang diambil dari orang lain kemudian dia posting di facebook atau sosial media lainnya," kata Anjas di Tahiland.
Dalam analisanya Anjas di Thailand menjelaskan, puisi yang diunggah Yoris pada 30 Agustus 2021 itu, artinya sekitar semingu setelah kejadian kasus pembunuhan Subang.
"Itu adalah momen ketika Yoris masih terlihat sangat kontra dengan Yosef sang ayah. Di masa-masa itu Yoris sangat mencurigai ayahnya sendiri," kata Anjas di Thailand.
Ketika awal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang muncul ke permukaan dan diketahui publik, memang terdapat dua kubu yang saling "serang" saling "curiga".
Kubu itu adalah kubu Yosef dan Mimin istri mudanya melawan kubu Yoris dan Danu. Yosef sendiri merupakan suami dari korban Tuti sekaligus ayah dari Amel dan Yoris.
Sedangkan Muhammad Ramdanu alias Danu adalah pegawai di Yayasan Bina Prestasi Nasional milik keluarga korban.
Meski pada awalnya kubu Yoris vs kubu Yosef saling menyerang dan saling mencurigai terlibat dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, namun sejak akhir Desember 2021, Yoris menyeberang ku kuasa hukum kubu Yosef ayahnya, meninggalkan Danu sendirian.
Baca Juga: ANAK WAJIB TAHU, Jangan Melarang Ibu Nikah Lagi: Buya Yahya Menjelaskan Alasannya...
Menurut Anjas di Thailand, bergabungnya Yoris ke kubu yang semula menjadi "lawan" dalam kasus Subang itu sebenarnya menimbulkan tanda tanya besar di mata publik.
Apa sebenarnya yang melatar belakangi Yoris begitu percaya diri bahwa dia berada di tempat yang benar bergabung bersama ayahnya dalam kuasa hukum yang sama untuk menghadapi kasus Subang.
Padahal semula, sebelum memutuskan bergabung dengan Kuasa Hukum Yosef, jejak digital menunjukkan jika dalam setiap satatemannya Yoris kerap menyiratkan begitu membenci sang ayah.
"Ini juga penting karena sudah menjadi konsumsi publik. Dan alangkah baiknya Yoris menyampaikan poin-poinnya, Kenapa dia merasa yakin dengan pilihannya bersama tim Kuasa hukumnya Yosef," kata Anjas di Thailand.
Baca Juga: KARENA JIN, Warga di Kaki Gunung Ciremai Kaya Raya: Mobil Mahal, Rumah Mewah Bergaya Eropa
Terlepas dari apa sejujurnya di balik keputusan Yoris bergabung dengan Yosef, jika menelaah kata demi kata puisi yang diunggah Yoris, di situ terkandung makna yang bisa diartikan macam-macam terkait dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.
Namun begitu, kata Anjas di Thailand, langkah terbaik untuk melihat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini adalah mulai masuk dengan petunjuk dari faktanya dulu.
"Faktanya apa baru mulai masuk ke motif," pungkas Anjas di Thailand. ***