TERUPDATE TABRAKAN NAGREG: Inilah 2 Dugaan Motif Kolonel Priyanto Menurut Pakar Psikologi Kriminal

- 4 Januari 2022, 10:23 WIB
Ilustrasi rekonstruksi tabrak lari oleh 3 oknum anggota TNI yang menewaskan dua sejoli Handi dan Salsabila  di Nagreg, Bandung, Jawa Barat.
Ilustrasi rekonstruksi tabrak lari oleh 3 oknum anggota TNI yang menewaskan dua sejoli Handi dan Salsabila di Nagreg, Bandung, Jawa Barat. /Pixabay/

Lebih lanjut Adrianus memaparkan dugaan motif yang kedua pada kasus tabrak lari di Nagreg, yakni  secara psikologis tersangka Kolonel Priyanto ingin menunjukkan kehebatannya atau powernya kepada kedua bawahannya tersebut ketika menghadapi masalah.

“Saat kejadian kan dia sedang bersama-sama dengan bawahannya yang bukan bawahan langsung karena beda satuan.  Sudah bukan anak buahnya langsung, pangkatnya juga berbeda jauh dengan dia. Jadi dia merasa harus menunjukkan suatu ketegaran di depan anak buah. Itu memang jeleknya orang yang ingin terlihat hebat di mata anak buah dan memaksakan powernya kepada anak buah,” ujarnya lagi.

Adrianus menduga, dalam kasus tabrak lari di Nagreg tersebut, kedua anak buah Kolonel Priyanto tidak diajak untuk diskusi karena pangkatnya jauh berbeda dengan dia. Jadi yang dia tekankan adalah powernya.

“Alhasil anak buahnya tidak menjadi partner dalam rangka sharing, mau diapain ya orang ini (dua sejoli korban tabrakan Nagreg). Anak buahnya menjadi orang yang tidak dianggap sama sekali.  Saya sih menduganya dua itu, makanya dia tega atau mampu bertindak seperti itu,” tutur Adrianus lagi.

Dalam rekonstruksi tabrak lari di Nagreg ada lima adegan yang diperagakan seluruh tersangka mulai dari turun dari mobil untuk menolong korban yang tertabrak, sampai tersangka menarik salah satu korban dari bawah kolong mobil.

Terungkap fakta bahwa Handi dan Salsabila dimasukkan melalui pintu yang berbeda.

Salsabila di bagian bangku baris kedua, menggunakan pintu bagian tengah, sedangkan Handi ditempatkan di kursi belakang melalui pintu bagian belakang.

Sementara untuk rekonstruksi kasus tabrak lari di Nagreg di atas jembatan Sungai Tajum,  terungkap tiga prajurit TNI AD datang dari arah selatan (Cilacap) menggunakan mobil pengganti Isuzu Panther warna hitam dengan nopol B 300 Q.

Di tengah jembatan, ketiganya lantas berhenti. Korban Salsabila dibuang dari sisi barat jembatan dengan posisi kepala terlebih dahulu.

Sedangkan Handi, apda kasus tabrak lari di Nagreg dibuang di titik yang sama namun dengan posisi kaki terlebih dahulu.

Halaman:

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x