ADA SAKSI KEMUNGKINAN JADI TERSANGKA? Begini Penjelasan Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana

- 14 Desember 2021, 18:06 WIB
Kondisi terkini halaman rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jumat, 10 Desember 2021, yang tidak terurus.
Kondisi terkini halaman rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jumat, 10 Desember 2021, yang tidak terurus. /DeskJabar.com/Kodar Solihat/

DESKJABAR – Penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, dengan korban Tuti Suhartini (55), dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel, sepertinya akan tuntas dalam waktu dekat.

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana di sela-sela acara vaksinasi massal di Polres Subang Jalan Mayjen Sutoyo No 29 Subang, Selasa, 14 Desember 2021, menjanjikan kepada masyarakat bahwa kasus Subang tidak lama lagi terungkap.

"Kita sudah mengumpulkan beberapa saksi dan dalam waktu dekat sudah mengarah kepada nama-nama tersangka. Mohon doa restunya ya," kata Irjen Pol Suntana singkat saat ditanya wartawan soal perkembangan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: ADA PELAKU KASUS SUBANG YANG SUDAH 'TERTANGKAP'? Denny Darko: Kerja Sama dengan Polisi Ungkap Pelaku Lain

Baca Juga: Alun alun Kota dan Kabupaten Se-Jawa Barat Tutup Saat Libur Tahun Baru 2022, Begini Alasan Pemprov Jabar

Baca Juga: NASIB DANU Usai Ditemukan Bekas Luka di Tubuhnya, dr Hastry Beberkan Hasil Autopsi: KASUS SUBANG SELESAI?

Meskipun singkat, pernyataan Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana yang menyebutkan sudah mengumpulkan beberapa saksi dan dalam waktu dekat mengarah kepada nama-nama tersangka, mengindikasikan ada lebih dari satu nama tersangka yang segera diumumkan.

Dari pernyataan Kapolda tersebut, tersirat pula dugaan beberapa saksi yang telah diperiksa bisa saja ditingkatkan statusnya menjadi tersangka.

Pelaku diduga lebih dari satu

Seperti diberitakan DeskJabar.com sebelumnya, banyak yang sudah menganalisis bahwa tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang lebih dari satu. Di antaranya, pakar forensik Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, termasuk juga YouTuber Anjas di Thailand.

Sumy Hastry menyatakan, kasus Subang merupakan pembunuhan berencana yang direncanakan dengan sangat baik. Dan dalam pembunuhan berencana biasanya pelakunya lebih dari satu.

Informasi tersebut terungkap dalam update informasi Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang di video berjudul "Bareng Anjas di Thailand X dr. Hastry Forensik : Dibalik Autopsi Amel dan Bu Tuti di Kasus Subang" di kanal YouTube Denny Darko, Selasa 23 November 2021, malam.

Sumy Hastry menilai pelaku kejahatan semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak, karena semua orang mudah mengakses forensik di internet, untuk mempelajari cara menghilangkan alat bukti.

Baca Juga: BEKAS LUKA DANU Akibat Amel MELAWAN sebelum Meregang NYAWA dalam Kasus Subang? FAKTANYA MENCENGANGKAN

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUNGKAP, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana: Sudah Mengarah kepada Nama-nama Tersangka

Sumy Hastry menjelaskan bahwa tim penyidik selain mencari bukti dari autopsi jenasah juga mem-profile dengan psikologi forensik, detektor kebohongan, dsb.

Sumy Hastry juga menegaskan bahwa pemilik DNA yang diambil dari barang-barang di lokasi TKP kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, sudah diketahui dan sudah ada di kantong polisi.

Tim Inafis Polri juga menemukan banyak puntung rokok berbagai merk di lokasi dan sidik jari di berbagai tempat seperti tembok, pintu, dan mobil.

Menurut pakar forensik dr Sumy Hastry, ada temuan DNA pada puntung rokok tersebut. Polisi juga sudah membuat profiling perokok.

"Jadi ini saya kasih bocoran, profil orang merokok itu beda. Bisa satu puntung rokok habis, bisa hanya sampai tiga perempat, bisa cara memegangnya seperti apa. Kita ini memeriksa para saksi, bagaimana sih dia merokok, bagaimana sih dia menghabiskan rokok," kata Sumy Hastry.

Sumy Hastry mengungkapkan bahwa dari memeriksa cara merokok para saksi, sudah bisa dibedakan dan ditemukan melalui profil yang dilakukan polisi.

"DNA sudah berbicara. Profil dia perokok, mereknya apa. Itu sudah ada rekamannya," kata Sumy Hastry.

Penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021 di Desa Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, sudah berjalan hampir empat bulan.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU HARI INI: Ada Saksi Jadi Tersangka dan Siap Bantu Polisi Buru Pelaku Lainnya

Baca Juga: 116 HARI UPDATE Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Doa untuk Tim Penyidik Polda Jabar

Peran Tamu Agung

Sebelumnya Polres Subang menangani kasus tersebut. Akan tetapi setelah tiga bulan berjalan, pada pertengahan November 2021, Polda Jabar mengambil alih kasusnya, tepat setelah terjadi pergantian Kapolda Jabar.

Sebagai upaya mengungkap kasus Subang tersebut, penyidik memanggil dan memeriksa sebanyak 55 saksi. Beberapa saksi sampai diperiksa berulang-ulang.

Di awal penyidikan, polisi sempat menduga, tersangka adalah orang dekat atau orang yang dikenal korban. Hal itu berdasarkan hasil olah TKP, yaitu tim penyidik tidak menemukan adanya kerusakan di pintu rumah korban.

Sejumlah saksi juga menyatakan di malam sebelum kejadian ada 5 orang di luar rumah TKP. Kelima sosok itu adalah 3 perempuan dan 2 laki-laki. Dua di antaranya diduga Tuti Suhartini dan Amel berdasarkan perawakan dan baju yang mereka kenakan.

Dalam segmen analisanya, Anjas di Thailand menduga bahwa selain pelaku, ada yang bertindak selaku dalang atau otak, orang yang membantu, dan orang yang mengetahui.

Tiga tamu yang dijuluki Tamu Agung oleh Anjas, adalah seorang perempuan dan dua laki-laki yang malam itu datang ke rumah korban.

Ketiganya diperkirakan orang dekat atau dikenal kedua korban, karena mereka bisa bertamu di waktu hampir tengah malam ke rumah tersebut.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Penyebab Luka di Kaki dan Tangan Danu, Kedepankan Azas Praduga Tak Bersalah

Hal itu diperkuat dengan hasil olah TKP tim penyidik adanya sisa nasi goreng di meja makan yang diduga untuk tamu.

Menurut Anjas, hal yang sangat tidak masuk akal adalah jika tamu yang datang mendekati jam 12.00 malam tersebut bukan orang yang dikenal.

Ia menyebutkan bahwa tamu agung tersebut bisa jadi keluarga, teman kerja atau teman kantor, teman biasa, atau siapapun yang sudah dikenal korban.

Anjas pun menduga, ketiga "Tamu Agung" itu yang kedatangannya dekat dengan kematian korban pertama, kemungkinan memiliki peran membantu.

"Maksudnya membantu seperti membukakan pintu, membersihkan jenazah. Mereka membersihkan kedua jenazah sangat bersih, menggambarkan ada rasa iba atau kasihan (kepada korban)," tutur Anjas sekaligus menegaskan bahwa semua itu adalah pendapatnya pribadi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah