DESKJABAR - Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran, Dadang Suganda mengatakan, tentang tingginya minat mahasiswa baru pada salah satu prodi yang baru diresmikan pada tahun akademik 2021-2022.
Dadang Suganda menambahkan pihaknya merasa senang dengan tingginya minat mahasiswa baru untuk mendaftar walau masih dibawah yang diharapkan pihak Widyatama.
Prodi dengan animo pendaftar tinggi untuk mahasiswa baru yaitu ada pada Jurusan Perdagangan Internasional.
"Berkaitan dengan animo (pendaftar) kami senang, apalagi dengan prodi perdagangan internasional. Itu luar biasa meski belum sebesar kita bayangkan," ujar Dadang, Kamis (14/10/2021).
Mahasiswa pendaftar pada program studi Perdagangan Internasional sudah mencapai kurang lebih 65 ke atas. Hal itu dirasakan Dadang sangat tinggi dari sebelumnya yang hanya 25 orang.
Untuk diketahui Universitas Widyatama membuka program studi perdagangan Internasional sesuai surat terbaru dari Dirjen Dikti, yang menyatakan bahwa Hubungan Internasional bisa diberi opsi untuk Perdagangan Internasional.
"Ini kan masih moratorium. Namun, dalam Perdagangan Internasional ada kewirausahaan bisnis, politik, dan sosial. Menurut saya dalam kontek ini cocok sekali rumpun ilmu fisip buka itu," ungkapnya.
Selain program studi Perdagangan Internasional, ada juga jurusan baru Perpustakaan dan Science. Saat ini animo dari program studi baru itu masih kecil. Dadang Suganda bilang, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih kecilnya minat di program baru itu.
"Mungkin distrupsi digitalnya harus ke sana, jadi bukan hanya konten pengelolan perpustakaannya tapi branding juga harus diangkat, oleh karena itu ini kan moment dari pemerintah dan kita menyiasati dengan kurikulum yang sesuai dengan digital," ungkap Dadang.
Dadang Suganda melanjutkan, nama perpustakaan saat ini masih banyak dinilai orang bahwa tidak memiliki wawasan yang baru. Menurutnya, orang masih berpikir bahwa ilmu perpustakaan masih soal buku di rak, kemudian ruangan sepi, orang kacamata tebal dan pekerjaan kurang gaul.
"Sepertinya kurang ada link and mach dengan kondisi sekarang, oleh karena itu kami akan mengolah kompetensinya itu sendiri kemudian nama dan prodi akan kita ubah ke digital," kata Dadang.***