Dadang Suganda Merasa Senang Dengan Tingginya Animo Mahasiswa Baru Pada Salah Satu Prodi Di Widyatama

14 Oktober 2021, 16:41 WIB
Dadang Suganda mengaku senang dengan kasus tingginya Animo Mahasiswa Baru pada Prodi Perdagangan International di Universitas Widyatama /

DESKJABAR - Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran, Dadang Suganda mengatakan, tentang tingginya minat mahasiswa baru pada salah satu prodi yang baru diresmikan pada tahun akademik 2021-2022.

Dadang Suganda menambahkan pihaknya merasa senang dengan tingginya minat mahasiswa baru untuk mendaftar walau masih dibawah yang diharapkan pihak Widyatama.

Prodi dengan animo pendaftar tinggi untuk mahasiswa baru yaitu ada pada Jurusan Perdagangan Internasional. 

Baca Juga: Kasus Korupsi di anak Perusahaan PT Pos Indonesia, Terdakwa Mantan PNS Pemda Bogor Rugikan Negara Rp15 Miliar

Baca Juga: RTH Kota Bandung, Tak Ada Pengawasan dan Penindakan Hukum untuk Tanah Privat Soal Ruang Terbuka Hijau

"Berkaitan dengan animo (pendaftar) kami senang, apalagi dengan prodi perdagangan internasional. Itu luar biasa meski belum sebesar kita bayangkan," ujar Dadang, Kamis (14/10/2021). 

Mahasiswa pendaftar pada program studi Perdagangan Internasional sudah mencapai kurang lebih 65 ke atas. Hal itu dirasakan Dadang sangat tinggi dari sebelumnya yang hanya 25 orang. 

Dadang Suganda Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran

Untuk diketahui Universitas Widyatama membuka program studi perdagangan Internasional sesuai surat terbaru dari Dirjen Dikti, yang menyatakan bahwa Hubungan Internasional bisa diberi opsi untuk Perdagangan Internasional.

"Ini kan masih moratorium. Namun, dalam Perdagangan Internasional ada kewirausahaan bisnis, politik, dan sosial. Menurut saya dalam kontek ini cocok sekali rumpun ilmu fisip buka itu," ungkapnya. 

Selain program studi Perdagangan Internasional, ada juga jurusan baru Perpustakaan dan Science. Saat ini animo dari program studi baru itu masih kecil. Dadang Suganda bilang, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih kecilnya minat di program baru itu. 

Baca Juga: Kasus Korupsi Anak Perusahaan PT Pos Indonesia (PT PPI) Kembali Disidangkan di Pengadilan Tipikor Bandung

Baca Juga: FANTASTIS, Banprov Jabar untuk Kota Bandung Rp287 Miliar, Anggota DPRD Riana Minta KPK Kawal Realisasinya

"Mungkin distrupsi digitalnya harus ke sana, jadi bukan hanya konten pengelolan perpustakaannya tapi branding juga harus diangkat, oleh karena itu ini kan moment dari pemerintah dan kita menyiasati dengan kurikulum yang sesuai dengan digital," ungkap Dadang. 

Dadang Suganda melanjutkan, nama perpustakaan saat ini masih banyak dinilai orang bahwa tidak memiliki wawasan yang baru. Menurutnya, orang masih berpikir bahwa ilmu perpustakaan masih soal buku di rak, kemudian ruangan sepi, orang kacamata tebal dan pekerjaan kurang gaul.

"Sepertinya kurang ada link and mach dengan kondisi sekarang, oleh karena itu kami akan mengolah kompetensinya itu sendiri kemudian nama dan prodi akan kita ubah ke digital," kata Dadang.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Beragam Sumber Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler